Kejar Setoran PAD, BPRS Cilegon Mandiri Perlahan Bangkit
CILEGON – Bank Perekonomian Rakyat Syariah (BPRS) Cilegon Mandiri terus menunjukkan tekad untuk bangkit dari keterpurukan finansial dan berkomitmen mendukung pertumbuhan ekonomi daerah, khususnya di sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Direktur Bisnis BPRS Cilegon Mandiri, Yoyo Hartoyo, menyatakan bahwa meskipun lembaga keuangan daerah ini masih dibayangi akumulasi kerugian masa lalu, fokus utama mereka tetap tertuju pada pemberdayaan UMKM.
“Pengembangan UMKM itu memang tidak mudah. Kami mengalami kerugian cukup besar, sekitar Rp21 miliar pada tahun 2021. Tapi kini kami perlahan-lahan menutup kerugian tersebut dengan mengejar keuntungan secara bertahap,” kata Yoyo, Selasa (22/4/2025).
Ia mengungkapkan bahwa BPRS sempat membukukan keuntungan pada 2022, namun kembali mencatat kerugian pada 2023 dan 2024. Meski demikian, tren kerugian menunjukkan penurunan yang berarti.
“Artinya progres itu ada. Kami berikhtiar terus melakukan perbaikan dari segala aspek,” tambahnya.
Menanggapi kebutuhan tambahan modal, Yoyo tak menampik bahwa hal tersebut menjadi salah satu faktor penting dalam upaya pemulihan BPRS Cilegon Mandiri.
“Kalau ditanya butuh tambahan modal, tentu saja kami butuh. Tapi kami juga melihat kemampuan keuangan daerah. Bila memungkinkan, kami akan mengoptimalkan peran dana pihak ketiga dari masyarakat,” ujarnya.
Ia menekankan bahwa saat ini pengelolaan BPRS sudah lebih profesional dibandingkan dengan periode sebelumnya.
“Kalau dulu tidak profesional, sekarang sudah jauh lebih baik. Direksi yang menjabat kini menjalankan sistem sesuai aturan main dan tata kelola yang benar,” jelas Yoyo.
Terkait suntikan modal dari Pemerintah Kota Cilegon, Yoyo menyebutkan bahwa berdasarkan penyampaian Walikota Cilegon Robinsar melalui Komisaris Utama BPRS, kebutuhan modal diperkirakan mencapai Rp100 miliar.
“Namun hingga saat ini, realisasi modal yang masuk baru sekitar Rp64,8 miliar,” pungkasnya.(*/Nandi)