Kisah Pilu Eliyah, Guru Madrasah di Cilegon Yang Hidupi Suami Penderita Stroke Bersama Kedua Anaknya

CILEGON – Eliyah, Seorang Guru Madrasah beralamat tinggal di Link Bader, Kelurahan Deringo, Kecamatan Citangkil membagikan kisah pilunya dalam berjuang mencukupi kebutuhan sehari hari yang harus menghidupi suami dan kedua anaknya.
Eliyah sejak pertengahan 2019 mulai berjuang sendiri untuk suami dan anaknya, karena di tahun 2019 suami tercintanya dinyatakan stroke dan tidak bisa beraktivitas seperti biasa.
Guru yang sejak 1996 mengajar di MDTA Al-Khairiyah Deringo 1 ini terkadang harus berjalan kaki selama 30 menit untuk sampai sekolah dan selama belasan tahun berjuang untuk keluarganya mulai dari kehidupan sehari hari sampai membiayai anaknya untuk sekolah.
“Sejak setelah nikah tahun 2005 suami gak kerja, ngojeg penghasilan gak seberapa, kadang diminta gak dapet, apalagi kondisi seperti ini, gak bisa sama sekali,” kata Eliyah saat diwawancarai Fakta Banten di rumahnya, Kamis, (25/11/2021).
Eliyah seorang ibu dan guru hebat ini lebih jauh mengungkapkan keprihatinannya, lantaran ia menghidupi keluarganya hanya mengandalkan honor dari madrasah dan honor daerah yang ia bisa nikmati setiap tiga bulan sekali.
“Saya cuma ngajar doang, pagi pagi sibuk ngurusin anak mau sekolah, ngurusin suami, dimandiin segala macem pokoknya, sampai siang nyuci, masak sampai dzuhur kan. Baru jam 1 berangkat dari rumah ke madrasah dan setengah 5 pulang,” ujarnya
Selain itu, guru yang mengajar Bahasa Arab dan Qur’an Hadits ini juga mengungkapkan bahwa pendapatan yang ia terima dari madrasah tidak mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari.
“Penghasilan mengandalkan honor daerah yang 1 bulan 425 ribu dibayar per triwulan kadang 5 bulan, untuk sehari hari kadang minjam ke tetangga atau saudara untuk sekedar makan,” ujarnya dengan haru.

Selain honor daerah Eliyah juga menerima penghasilan pendapatan sekolah yang hanya 100 ribu perbulan itupun harus mengajar selama 5 hari, dan dihabiskan hanya untuk membeli sabun.
“Saya dapat pendapatan juga dari sekolah hanya Rp100 ribu perbulan dan itupun jika mengajar 5 hari dalam seminggu, kalau hanya 2 hari ya cuma dapet 40-50 ribu aja perbulan itu langsung habis sama perlengkapan untuk membeli sabun,” ujarnya.
“Setiap malem kadang saya bingung, besok mau makan apa ya,” imbuhnya.
Ditambah lagi Eliyah harus memberikan perhatian penuh terhadap suaminya dengan berupaya melakukan pengobatan mulai dari pengobatan herbal sampai medis.
“Ya udah dibawa kemana mana pengobatan herbal, dan kalaupun harus ke rumah sakit ya tau sendiri BPJS saya kelas 3, kadang mikir gak cukup dan gak sesuai, buat makan saja susah,” ungkapnya.
Ibu dua orang anak ini memiliki harapan yang tidak muluk muluk, ia hanya ingin pemerintah memperhatikan kesejahteraan dengan mengharapkan honor daerah dibayarkan satu bulan sekali.
“Ya kalo bisa Honda keluar perbulan ya, biar gak nunggu terlalu lama, walaupun sedikit gapapa, yang penting bisa dinikmati langsung,” pungkasnya
Suami Eliyah telah menerima bantuan berupa kursi roda dari Pemerintah Kota Cilegon yang saat itu digencarkan oleh Walikota Cilegon Helldy Agustian.
Selain itu juga salah satu anak Eliyah adalah anak perempuan yang sekolah di MAN 1 Cilegon tersebut selalu mendapatkan prestasi tiga besar ketika duduk di bangku MTS. (*/Ihsan)
