Komnas PA Menilai Cilegon Belum Jadi Kota Ramah Anak

CILEGON – Ketua Komisi Nasional (Komnas) Perlindungan Anak, Arist Mardeka Sirait, menyebut Kota Cilegon belum menjadi kota yang  ramah bagi anak. Hal tersebut diungkapkan Arist usai memberikan penyuluhan di Kampus Yayasan Maulana Hasanudin (Yamahas), Kamis (12/01).

Setidaknya hal ini didasari oleh masih ada puluhan kasus kekerasan, bullying dan kekerasan seksual yang terjadi di Kota Baja ini. Sementara kasus kejahatan seksual anak yang paling mendominasi.

“Masih banyak kasus-kasus kekerasan terjadi pada anak, 51,7 persen diantaranya dan mendominasi adalah kasus-kasus kejahatan seksual, itu dari data-data yang kita dapat dari Polres,” ujarnya kepada media, Kamis (12/01).

Sementara itu, indikator terkait tidak ramahnya Kota Cilegon terhadap anak, dapat dilihat dari komitmen walikota dengan program-program Pemerintah Kota dalam hal perlindungan anak.

“Sementara ini kita belum dapat komitmen Walikota Cilegon untuk membuat program-program perlindungan anak. Kalau daerah lainnya seperti di Pandeglang,  Kabupaten Tangerang, Kota Serang, mereka sudah lebih baik dalam komitmen untuk perlindungan anak,” imbuhnya.

Hal senada diungkapkan Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Provinsi Banten, Uut Lutfhi kepada wartawan. Uut mengungkapkan di Kota Cilegon ekploitasi terhadap anak masih banyak ditemui.

“Coba kita masih melihat di jalan-jalan itu banyak anak-anak yang digunakan untuk mengemis, belum lagi yang dieksploitasi untuk seksual di Cilegon kita masih temui itu,” ujar Uut saat ditemui pada kesempatan yang sama.

Ia juga mengaku khawatir bahwa praktik eksploitasi anak semacam itu dibiarkan oleh masyarakat, sehingga menjadi hal yang lumrah dan membuat Kota Cilegon menjadi tidak ramah bagi anak.

“Soalnya saat ini banyak orang tua yang bawa anak buat mengemis masyarakat tidak ada tindakan apa-apa,” pungkasnya. (*)

Honda