JAKARTA – PT Krakatau Steel (Persero) Tbk jajaki negara baru tujuan ekspor produk baja. Adapun hal tersebut lantaran pihaknya tengah menambah kapasitas pabriknya.
Silmy Karim, Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk menyebutkan, bahwa pihaknya berencana menambah pasar baru. Adapun beberapa negara yang dibidik perseroran yakni Kanada, Australia dan Asia Selatan seperti Bangladesh dan Srilanka.
“Saat ini prioritas ekspor kita adalah ke Malaysia untuk Produk HRC dan Australia untuk HR Plate,” ujar Silmy beberapa waktu lalu.
Walaupun melakukan perluasan pasar ekspor, Silmy mengaku sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) 80 persen hasil produksi Krakatau Steel akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
“Kuota ekspor 20 persen saja,” ungkap Silmy.
Diketahui, sepanjang tahun lalu emiten dengan kode saham KRAS di Bursa Efek Indonesia ini mencatatkan pertumbuhan pendapatan 20,05% menjadi US$ 1,74 miliar dibandingkan periode sebelumnya sebesar US$ 1,45 miliar. Adapun pendapatan tersebut didorong kenaikan harga jual produk baja.
Sedangan pos laba bersih rugi bersih KRAS juga alami perbaikan 8,48% menjadi US$ 74,82 juta dibading dengan tahun sebelumnya mencapai US$ 81,74 juta.
Diketahui, akhir Maret lalu PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, baru saja melakukan pengiriman 12.000 ton baja jenis Hot Rolled Coil and Steel Plate ke Negeri Jiran Malaysia. Ekspor ini dilakukan dengan menggunakan dua kapal melalui Dermaga 1.6 Pelabuhan milik PT Krakatau Bandar Samudera.
Sementara itu, pada tahun 2018 Krakatau Steel telah mencatat penjualan baik domestik maupun ekspor sebanyak lebih dari 2 juta ton yang mencapai US$ 1,3 Milyar. Kemudian sepanjang Januari – Februari 2019 tercatat penjualan sebanyak 318 ribu ton dengan total nilai US$ 215 juta. (*/Kontan)
[socialpoll id=”2521136″]