Loading...

Krakatau Steel Jadwalkan Kembali RUPST pada 5 September 2024 Setelah Sempat Tertunda

 

CILEGON – PT Krakatau Steel (Persero) Tbk resmi kembali menjadwalkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang sebelumnya ditunda.

RUPST Krakatau Steel Tahun Buku 2023 akan digelar secara offline maupun online pada Kamis, 5 September 2024 pukul 14.00 WIB.

Agenda offline sendiri bertempat di Financial Hall, Graha CIMB Niaga Lantai 2, Jalan Jenderal Sudirman Kav. 58, Jakarta.

Dari sumber keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) diketahui ada enam mata acara yang akan dibahas dan dimintai persetujuannya kepada para pemegang saham.

Pertama, Persetujuan Laporan Tahunan dan Pengesahan Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan, Persetujuan Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris serta Pengesahan Laporan Keuangan Program Pendanaan Usaha Mikro dan Usaha Kecil (PUMK) untuk Tahun Buku 2023.

Mata acara kedua, Penetapan Gaji untuk Direksi dan Honorarium untuk Dewan Komisaris berikut Fasilitas dan Tunjangan Lainnya untuk Tahun 2024.

Ketiga, Penunjukkan Kantor Akuntan Publik untuk mengaudit Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan dan Laporan Keuangan Program Pendanaan Usaha Mikro dan Usaha Kecil (PUMK) Perseroan untuk Tahun Buku 2024.

Keempat, Persetujuan Perpanjangan Pelimpahan Kewenangan Kepada Dewan Komisaris untuk Menyatakan Kepastian Jumlah Modal dan Jumlah Saham Baru Hasil Pelaksanaan Konversi Obligasi Wajib Konversi (OWK) serta untuk Melakukan Segala Tindakan yang Diperlukan Termasuk Menentukan Waktu, Cara dan Jumlah Penambahan Modal Penerbit OWK Dalam Rangka Konversi OWK Menjadi Saham Hasil Konversi.

Acara kelima, Persetujuan atas Usulan Restrukturisasi Perseroan. Dan mata acara keenam atau terakhir adalah Perubahan Susunan Pengurus Perseroan.

Krakatau Steel sebelumnya berencana menggelar RUPST pada 27 Juni 2024 lalu, tetapi akhirnya ditunda.

Dalam laporan sebelumnya diketahui, BUMN Baja tersebut membukukan rugi tahun berjalan senilai USD131,65 juta atau setara Rp2,03 triliun pada 2023. Realisasi ini berbalik dari periode 2022 yang mencatat laba USD22,64 juta.

Direktur Utama Krakatau Steel, Purwono Widodo mengungkapkan, kerugian tersebut disebabkan masih tingginya beban keuangan senilai USD129,59 juta atau setara Rp2 triliun dan rugi selisih kurs senilai USD9,62 juta atau setara Rp148,48 miliar.

Selain itu, kerugian yang dialami perseroan merupakan salah satu dampak tidak beroperasinya fasilitas Hot Strip Mill 1 (HSM#1), penghasil produk utama Hot Rolled Coil (HRC) akibat kerusakan pada switch house Finishing Mill.

Selain itu, pada tahun lalu adanya aksi korporasi divestasi saham beberapa anak usaha di Subholding Krakatau Sarana Infrastruktur ternyata berdampak pada penurunan kinerja, karena sejak 2023 sudah tidak lagi dikonsolidasikan ke Krakatau Steel Grup.

“Perseroan saat ini terus berupaya semaksimal mungkin menjaga performa kinerja selama recovery pabrik HSM#1. Perbaikan fasilitas HSM#1 akan selesai tahun ini dan diharapkan produksi pertama produk HRC pasca perbaikan akan dilakukan pada kuartal IV-2024,” jelas Purwono dalam keterangan resminya di Keterbukaan Informasi BEI, Selasa (4/6/2024).

Sementara itu, pada tahun lalu, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut membukukan pendapatan senilai USD1,45 miliar atau setara Rp22,45 triliun. (*/Red)

WhatsApp us
WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien