Miris, Satu Keluarga di Cilegon 4 Orang Keterbelakangan Mental, Tinggal di Rumah Triplek dan Bocor

Hut bhayangkara

CILEGON – Malang benar nasib yang dialami keluarga Saiyah (56) warga Jl Hiu, RT 02 RW 06, Kavling Blok C, Kelurahan Masigit, Kecamatan Jombang, Kota Cilegon.
Pasalnya dari jumlah keluarga sebanyak Delapan orang empat diantaranya mengalami sakit dan keterbelakangan mental dan satu orang lagi yakni orang tuanya Suemah (80) sudah sepuh.

Sedangkan Saiyah sendiri adalah seorang Janda yang mencari rezeki sebagai petugas bersih-bersih (Marbot) Masjid di dekat rumahnya dan penghasilannya sebagai seorang marbot hanya cukup buat makan sehari saja.

Terkadang keluarga Saiyah tesebut hidup dari belas kasihan para tetangganya yang iba melihat kondisi adiknya dan ibunya tersebut.

Saiyah (56) mengungkapkan, kalau ia dan empat adiknya dan orang tuanya hidup serba kekurangan 4 adiknya itu mengalami sakit dan keterbelakangan mental sehingga ia harus membanting tulang untuk menghidupi anggota keluarganya tersebut.

“Jumlah Keluarga yang mendiami rumah ini berjumlah 7 orang, empat adik saya mengalami sakit dan keterbelakangan mental, sedangkan ibu saya sudah ujur dan tidak bisa kemana-mana, saya ini tulang punggung dari mereka,” ungkapnya dengan mata berkaca-kaca, Rabu (20/1/2021).

Loading...

“Adik saya yang bernama Sukarman (49) mengalami lumpuh, Maksum (45),Subari (44) dan Tuti (42) mengalami keterbelakangan mental itu sudah semenjak lama dan mereka setiap harinya hanya mengurung diri di rumah. Di kamar yang terbuat yang sebagian besar dari triplek dan atap rumahnya jika hujan datang semua ruangan bocor – bocor terutama di bagian dapur yang berlantai tanah dan masakpun tidak menggunakan gas melainkan berbahan bakar kayu yang didapat dari tetangga,” ucapnya.

Sementara itu Rochmatullah Ketua RW setempat membenarkan kalau keluarga Saiyah hidup serba kekurangan dan hidup dari belas kasihan warga dan para tetangga.

“Keluarga Ibu Saiyah itu terdiri dari 7 orang, 4 adiknya mengalami sakit dan keterbelakangan mental dan ibunya sudah lanjut usia. Saiyah itu adalah seorang Janda dengan Satu orang anak yang bekerja sebagai buruh cuci. Terkadang membantu bersih-bersih di Masjid Al Muhajirin yang berada di depan rumahnya yang penghasilannya hanya untuk makan sehari-hari,” ujarnya.

Terkadang lanjut Rochmatullah Keluarga itu hidup dari belasan kasihan tetangga dan tidak pernah dapat bantuan dari Pemerintah. Baik dari Pemerintah Kelurahan maupun dari Pemerintah Kota.

“Pada tahun 2020 kelurga itu mendapat Bantuan Sosial (Bansos) Covid – 19 selama 9 bulan akan tetapi entah kenapa pada tahun ini Bansos itu tidak dapat lagi,” tukas Rochmatullah. (*/Red)

Ks rc
WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien