Momen Hari Guru, Haji Mumu: Jangan Sampai Honor Dirapel
CILEGON – Calon Wali Kota Cilegon Haji Ali Mujahidin mengatakan guru memiliki peran yang sangat penting dalam pendidikan. Jasanya mampu menjadikan anak didiknya menjadi orang hebat dan berperan besar dalam pembangunan suatu bangsa.
“Penghargaan terhadap guru bukan hanya sekedar penghormatan saja. Sebagai anak didiknya, kita harus bisa menjadikan ilmu sebagai amalan kebaikan dan bermanfaat untuk siapa pun itu. Kebaikan yang kita perbuat menjadi amal jariyah bagi guru ,” kata Haji Mumu dalam momentum Hari Guru Nasional, Rabu, (25/11/2020).
Sebagai kandidat Calon Walikota Cilegon yang berpasangan dengan Firman Mutakin (disingkat Mulia) sebagai wakilnya, program unggulan dalam pembangunan Kota Cilegon adalah persoalan pendidikan yang mencakup kesejahteraan guru, sekolah gratis, serta bantuan operasional sekolah, madrasah, dan pondok pesantren.
“Kami sadar betul, pendidikan harus dibangun lebih berkualitas. Dalam rolas karse Cilegon Mulia, ada tiga poin dalam program kerja pendidikan, diantaranya kesejahteraan semua guru,” kata Haji Mumu.
Disebutkan Paslon nomor 1 ini, program peningkatan kesejahteraan dalam rangka kemakmuran masyarakat Cilegon dapat dilakukan dengan meningkatkan kesejahteraan Guru Honor, Guru Madrasah, Guru Ngaji sebesar Rp 1.000.000 tiap bulannya.
“Jangan sampai ada lagi honor daerah sudah kecil, dirapel hingga berbulan-bulan lamanya! Padahal secara PAD, mesejahterakan guru itu lebih mudah, dananya ada,” kata Haji Mumu.
Setelah peningkatan kesejahteraan guru, Mulia juga memperbaiki kualitas mutu dan tata kelola pendidikan menuju masyarakat yang cerdas, unggul, berdaya saing, serta berakhlak mulia.
“Kita akan ciptakan fasilitas pendidikan gratis sesungguhnya menggunakan program Cilegon Cerdas yang bisa membebaskan biaya LKS dan seragam, Bantuan Operasional Sekolah Daerah, Bantuan oprasional Madrasah dan Pondok Pesantren,” kata Mumu.
Program pendidikan juga akan memperkuat eksistensi madrasah, pondok pesantren dengan nilai-nilai luhur kearifan budaya lokal sebagai identitas jati diri Cilegon sebagai Kota Santri.
“Dengan kualitas pendidikan yang baik, diharapkan mampu mewujudkan tata nilai masyarakat yang religius, bermoral dengan mental yang kuat dan berakhlak mulia,” kata Haji Mumu. (*/Red)