CILEGON – Stasiun Kereta Api Cigading yang berlokasi di Jalan Raya Anyer tepatnya di depan pasar pariwisata Cigading, Kelurahan Tegalratu, Kecamatan Ciwandan kondisinya sangat menperihatinkan tak terurus, angker juga langganan Banjir.
Padahal stasiun tersebut pada tahun 2020 lalu sudah di nobatkan oleh Dinas Pariwisata dan Budaya(Disparbud) Kota Cilegon sebagai salah satu struktur cagar budaya.
Dari pantauan tim Fakta Banten di lapangan kondisi stasiun tersebut tak terurus, banyak di tumbuhi semak belukar dan terkesan angker tiang penyangganyapun sudah rapuh tidak ada niat sedikitpun ada perbaikan dari pihak PT KAI maupun Disparbud Kota Cilegon.
Ketika tim Fakta Banten masuk area tersebut bulu kuduk pun berdiri pertanda ada mahluk halus penunggu gedung tersebut dan tampak banyak pohon pisang yang tertanam di ruangan tersebut. Kayu bekas atap tersusun acak acakan dan jendelapun ada sebagain yang sudah rapuh di makan usia
Astri (38) seorang pedagang kelontong mengakui, kalau gedung bekas stasiun Kereta Api Cigading itu tidak terurus.
“Saya sudah 7 tahun berjualan di depan bekas stasiun ini dari dulu hingga kini belum ada tanda – tanda perbaikan yang dilakukan PT KAI,” ujarnya, Kamis (7/1/2021).
Selain tak terurus bekas stasiun itu lanjutnya menjadi langganan banjir.
“Ketika musim hujan tiba pasti lokasi itu tergenang banjir kang, seperti banjir kemarin lalu, gedung itu terendam setinggi 2 meter,” katanya.
Hal senada juga diungkapkan warga setempat lainya, Jurji (50) menurut Jurji tempat itu semenjak tak diurus oleh pihak KAI terkesan angker dan sering terdengar ada suara sayup – sayup orang menangis. Namun ketika di dekati suara itu hilang seketika.
“Kalau denger suara orang yang menangis itu sering akan tetapi jika di dekati suara itu hilang seketika,” ujarnya.
Apalagi lanjut Jurji kalau malam jum’at tiba suasana stasiun itu terkesan angker tidak ada satupun lampu yang terpasang di gedung tersebut.
“Kayaknya kalau ada yang mau uji nyali bisa itu di gedung itu,” ujarnya sambil tersenyum. (*/Red)
