Nelayan di Tanjung Peni Cilegon Wacanakan Aksi Bebersih
CILEGON – Melihat kondisi perairan pesisir Tanjung Peni yang berada di Kelurahan Warnasari, Citangkil yang dipenuhi sampah, Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) berencana melakukan aksi bersih-bersih atau bebersih.
Rencana ini datang langsung dari Ketua Satgas HNSI Provinsi Banten Feri Suryadarma, yang akan bekerjasama juga dengan Satgas HNSI Kota Cilegon yang akan dilaksanakan pada 27 Februari 2021 mendatang. Dengan maksud, untuk menjaga ekosistem ikan agar tetap terjaga dengan baik.
Selain itu, pihaknya juga merumuskan pembentukan kampung nelayan tanjung peni sekaligus pengukuhan kampung nelayan agar keberadaan kampung nelayan secara legalitas diakui oleh Pemerintah Kota Cilegon.
“Disisi lain kondisi nelayan saat ini bahwa sedang mengalami paceklik, atau berkurangnya pendapatan ikan di laut lantaran kondisi cuaca yang kurang baik. Terus diapit dua Industri besar,” jelasnya, Sabtu (13/02/2021).
Diketahui kampung nelayan di Tanjung Peni, diapit oleh dua industri yakni PT. Lotte Chemical, dan PT Pelabuhan Cilegon Mandiri (PT PCM), dimana ketika hujan banjir daerah ini sering terendam.
“Kita juga berharap agar dapat perhatian lebih dari pemerintah setempat,” tuturnya.
Sementara itu, Tokoh Masyarakat Citangki Ustad Sunardi mengatakan, akan bersama-sama mengagas agar di legalkannya Kampung Nelayan Tanjung Peni. Baginya, Kampung Nelayan Tanjung Peni ini harus di selamatkan dan dijaga karna mempunyai nilai sejarah yang sangat penting.
“Tanjung Peni ini selain ketahanan ekonomi juga sebagai ketahanan dan pertahanan negara, kalau tidak ada aktivitas kemasyarakatan. Lalu siapa yang akan membantu ketahanan dan pertahanan negara ini,” katanya saat diwawancarai.
Ditanjung Peni ini pun, sejarah yang penting yakni pada tanggal 27 Februari sampai 1 Maret 1942 terjadi perang Pasifik yang pengaruhnya sampai wilayah ini. Dimana, Antara Belanda dengan sekutunya atau Amerika dengan sekutunya, melawan Jepang dengan sekutunya, untuk memperebutkan daerah jajahan yakni negara kita Indonesia.
“Semoga organisasi seperti HNSI ini untuk menggelar peringatan pertempuran di selat Sunda, sebagai bentuk refleksi. Agar kita semua tidak melupakan sejarah,” pungkasnya. (*/A.Laksono).

