Peduli Lingkungan, Pemuda di Cilegon Ini Bentuk Bank Sampah

BI Banten Belanja Nataru

CILEGON – Sampah kerap menjadi masalah bagi setiap orang. Sampah rumah tangga adalah penyumbang terbesar dalam volume sampah di tempat pembuangan sampah akhir atau sementara.

Di setiap daerah, sampah merupakan masalah yang tidak terselesaiakan hingga saat ini. Permasalahan ini muncul karena kesadaran masyarakat terhadap sampah masih rendah.

Melihat hal ini, para pemuda di lingkungan Kubangsaron, Tegalratu, Ciwandan, Cilegon yang tergabung di Sanggar Wuni Kreasi berupaya untuk meminimalisir sampah yang berada di lingkungannya dengan membentuk Bank Sampah SWK. Nama Bank Sampah SWK diambil dari singkatan nama Sanggar Wuni Kreasi.

Para pemuda tersebut mendirikan Bank Sampah sejak bulan Agustus 2017, dan sudah berjalan selama 5 bulan.

Upaya meminimalisir sampah rumah tangga yang dilakukan para pemuda ini menggandeng ibu-ibu rumah tangga sebagai nasabah di Bank Sampah, dan melakukan beberapa tahapan untuk memulainya.

Pada prosesnya pengurus Bank Sampah melakukan sosialisasi kepada calon nasabah tentang mekanisme penyetoran sampah, dan jenis sampah yang dapat ditabung.

Jenis-jenis sampah yang ditabung adalah sampah Non Organik yang masih memiliki nilai ekonomis. Seperti kardus, gelas plastik, botol plastik, atum, besi, alumunium, botol beling, dan sebagainya.

Setelah disetor, pengurus melakukan pencatatan hasil timbangan dan disaksikan oleh nasabah. Setelah ditimbang dan dicatat, pengurus menghubungi pengepul untuk diangkut.

Pijat Refleksi

Pengambilan uang nasabah yang ditabung ialah setahun sekali. Sesuai kesepakatan antara pengurus dan nasabah saat sosialisasi.

Dikatakan Manager Bank Sampah SWK, Ahmad Satibi, didirikannya Bank Sampah di lingkungannya adalah sebagai upaya untuk meminimalisir sampah yang ada di rumah-rumah warga.

Kami melakukan 3 R, yakni Reduce, mengurangi sampah dengan mengurangi pemakaian barang atau benda yang tidak terlalu kita butuhkan. Reuse, memakai dan memanfaatkan kembali barang-barang yang sudah tidak terpakai menjadi sesuatu yang baru. Dan Recycle, mendaur ulang kembali barang lama menjadi barang baru.

“Ini adalah upaya kami meminimalisir sampah yang ada di lingkungan kami,” ungkap Satibi ditemui saat nimbang sampah pada Sabtu (9/12/2017).

Ia menambahkan, keuntungan dari Bank Sampah ini diperuntukan untuk kegiatan sosial di program-program Sanggar Wuni Kreasi.

“Bank Sampah SWK salah satu program di Sanggar. Programnya ada edukasi untuk anak-anak, kesenian dan pelatihan-pelatihan. Keuntungan Bank Sampah diperuntukan untuk kegiatan-kegiatan itu. Istilahnya dari masyarakat untuk masyarakat. Sampahnya dari masyarakat, keuntunganya untuk kegiatan masyaakat juga,” imbuhnya.

Salah satu nasabah Bank Sampah SWK, Saryati, mengaku bisa merasakan kebersamaan dan membantu program sosial di Sanggar dan menimalisir volume sampah dan mendapatkan keuntungan.

“Lumayan, kan nanti ngambil uang dari setor sampah pas mau puasa, bisa buat persiapan puasa. Terus, yang tadinya nggak pernah ketemu sama ibu-ibu, bisa tatap muka dan silaturahmi saat nyetor. Yang terpenting sampah-sampah yang tadinya nggak karuan bisa ada nilai ekonomisnya,” ungkap Yati. (*/Cholis)

PJ Gubernur Banten
WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien