Perkuat Edukasi Kebencanaan, Kelurahan Gerem dan PT Pertamina Sosialisasikan Buffer Zone dan Penanggulangan Bencana
CILEGON – Pemerintah Kelurahan Gerem bersama PT Pertamina Patra Niaga Fuel Terminal Tanjung Gerem menggelar Sosialisasi Buffer Zone dan Latihan Kebencanaan dengan masyarakat sekitar yang tergabung dalam Kelompok Kerja Forum Pengurangan Resiko Bencana (Pokja FPRB) Destana yang berlangsung di aula Kelurahan Gerem, Sabtu (8/6/2024).
Lurah Kelurahan Gerem Rahmadi Ramidin mengatakan, masyarakat Gerem dituntut mampu beradaptasi sekaligus mampu memitigasi terhadap potensi bencana yang ada.
Hal itu dikarenakan wilayah Gerem merupakan wilayah yang nyata akan potensi terjadinya bencana seperti bencana alam, bencana kegagalan teknologi maupun bencana lainnya.
Pelatihan yang dilakukan fokus pada bagaimana menangani potensi bencana yang bersinggungan dengan aktivitas sehari-hari seperti penanganan potensi bencana kebakaran yang diakibatkan oleh kompor gas atau gas elpiji.
“Jadi kami bersama dengan Pertamina mengadakan kegiatan Pelatihan Buffer Zone dan Pelatihan penanganan bencana kebakaran untuk bagaimana mentransfer pengetahuan tentang penanggulangan kebencanaan kepada masyarakat,” ujar Rahmadi.
Peserta yang hadir pada tersebut merupakan perwakilan masyarakat setempat yang tergabung dalam Pokja FPRB yang berjumlah 30 peserta. Harapannya, para peserta mampu mentransfer edukasi kepada masyarakat terkait penanganan bencana.
“Pokja FPRB Destana yang kita bentuk, ini dibekali pengetahuan dengan harapan bisa menstransfer Ilmu pengetahuan yang didapat hari ini kepada masyarakat di lingkungan masing-masing,” ucap Rahmadi.
Selain FPRB Destana, Lurah Gerem juga menghadirkan aparat Kelurahan Gerem untuk mengikuti pelatihan agar mendapatkan pengetahuan yang sama, sehingga mereka mampu memahami bagaimana menanggulangi potensi bahaya kebakaran di rumah masing-masing.
Faris Pardian Angkumar, Senior Supervisor HSSE Plit Safety Pertamina Fuel Pertamina Tanjung Gerem mengatakan, PT Pertamina yang bergerak didistribusi migas memiliki tanggungjawab sosial lingkungan dalam hal ini CSR. Baik terhadap masyarakat yang berada di ring I, ring II maupun ring III.
Program CSR PT Pertamina sambung Faris sangat banyak antara lain berbentuk charity, pemberian wawasan, pendampingan dan lainnya, untuk tujuan peningkatkan taraf perekonomian masyarakat yang lebih berkembang.
“Selain hal itu yang paling utama adalah aspek kebencanaan. Dalam hal kebencanaan ini, kita dari Pertamina memiliki skill sebagai pemadam kebakaran. Dari sisi ini kita harus menularkan ilmu kita mengenai bagaimana cara pemadaman kebakaran akibat bbm, gas elpiji. Intinya yang berkaitan dengan produk kita bagaimana penanganannya,” ucap Faris.
Selain melatih penanganan kebencanaan kebakaran, PT Pertamina juga melatih bagaimana melakukan evakuasi jika terjadi banjir, tindaklanjuti apabila terjadi gempa bumi maupun tsunami.
“Kemana arah berkumpulnya, Koordinasi nya ke siapa saja, ke Pak Lurah dan lainnya, sehingga kita bisa meminimalisir korban dalam hal ini, juga bisa meningkatkan kesiapsiagaan warga. Sehingga mereka lebih cepat dan tanggap lagi kalau terjadi keadaan darurat, itu tujuannya,” tambah Faris.
Sebagai infomasi, Faris juga menyampaikan terkait dengan Buffer Zone, dimana masyarakat harus memahami bahwa jarak 50 meter dari dinding terluar tangki merupakan area berbahaya yang tidak boleh didekati oleh warga.
Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cilegon Faturrohman mengapresiasi langkah yang dilakukan PT Pertamina atas edukasi yang dilakukan melalui sosialiasi dengan skenario bencana kebakaran.
Dimana hal itu merupakan bentuk implementasi dari Peraturan Kepala BNPB Nomor 12 Tahun 2014, tentang Peran Lembaga Usaha dalam Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana di Lingkungan Perusahaan.
“Saya ucapkan banyak terimakasih kepada PT Pertamina, mudah-mudahan acara ini dapat menjadi transfer pengetahuan, yang akan diteruskan oleh peserta pada tingkat keluarga, tingkat RT yang ada di wilayah Gerem,” ujarnya.
Rohman berharap, semua peserta dapat memahami materi yang didapat dari pelatihan ini. Karena peserta yang hadir mewakili beberapa unsur komponen masyarakat, yang nantinya peserta akan kembali ke tempat semula untuk mentransfer pengetahuan yang didapat kepada warga lainnya terkait kasiapsiagaan kebencanaan. (*/Wan)