Loading...
Loading...

PLN Disebut Menyinggung Umat Islam di Cilegon karena Sepihak Putus Aliran Listrik Masjid Agung

CILEGON – Ketua Pengurus Komisariat (PK) Pelajar Islam Indonesia (PII) Kecamatan Ciwandan, Fadhil Ramadhan Setia Budi, menyoroti pemutusan listrik di Masjid Agung Nurul Ikhlas, Kota Cilegon, yang memicu perdebatan di masyarakat.

Ia menegaskan bahwa masjid bukan sekadar bangunan biasa, apalagi tempat bisnis yang dapat diperlakukan seperti perusahaan.

“Masjid memiliki peran strategis dalam kehidupan umat Islam. Ini bukan hanya soal fisik bangunan, tetapi juga soal nilai, identitas, dan hak beribadah yang harus dijaga oleh semua pihak,” ujar Fadhil, salah satu kader PII Kota Cilegon, saat diwawancarai pada Selasa (28/1/2025).

Fadhil mengkritik keras keputusan oknum yang melakukan pemutusan listrik yang dianggap mencerminkan kurangnya kepekaan terhadap nilai-nilai agama.

Ia menilai langkah ini tidak hanya merugikan pengurus masjid, tetapi juga seluruh masyarakat yang menggunakan masjid sebagai tempat ibadah dan pusat kegiatan sosial.

“Memutus listrik di masjid, apalagi tanpa adanya dialog yang melibatkan masyarakat atau pengurus, adalah tindakan yang sangat sensitif apalagi menyinggung terkait hak beribadah umat islam. Masjid bukan tempat bisnis yang bisa diperlakukan begitu saja. Ini tempat umat Islam bersujud dan memohon kepada Allah. Seharusnya ada pendekatan yang lebih bijak,” tegasnya.

NasDem Idul Fitri

Selain itu, Fadhil menekankan bahwa negara memiliki kewajiban untuk menjamin hak beribadah warganya, sebagaimana diatur dalam konstitusi. Menurutnya, masjid harus tetap menjadi tempat yang aman, terbuka, dan bebas dari intervensi yang dapat merugikan umat Islam dalam menjalankan ibadah mereka.

“Masjid adalah simbol identitas keagamaan dan sosial masyarakat Islam Indonesia. Jika ada masalah administratif seperti keterlambatan pembayaran listrik, seharusnya pihak terkait mencari solusi bersama dengan pengurus masjid. Jangan sampai langkah-langkah seperti ini malah menimbulkan keresahan di masyarakat,” tambah Fadhil.

Lebih lanjut, PK PII Ciwandan mendesak agar ke depan kebijakan terhadap rumah ibadah lebih memperhatikan aspek sosial dan keagamaan.

Fadhil juga mengajak masyarakat untuk mengambil hikmah dari kejadian ini dan memperkuat peran masjid sebagai pusat kebersamaan dan solidaritas umat.

“Kami berharap peristiwa ini menjadi pelajaran bagi semua pihak, terutama agar tempat ibadah tidak lagi diperlakukan secara tidak bijak. Masjid adalah jantung spiritual umat Islam, dan keberadaannya harus selalu dihormati,” tutupnya. (*/Hery)

Loading...
WhatsApp us
WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien