Proyek Penghijauan Jalur Median JLS Dikelola Asal-asalan dan Tak Transparan

Sekda

CILEGON – Proyek Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman (Perkim) Kota Cilegon berupa Penanaman Jalur Hijau Median JLS (Jalan Lingkar Selatan) yang sedang dikerjakan oleh pihak ketiga CV Devi Mekar, banyak merusak kastin dan disinyalir membuang aset daerah tidak sesuai prosedur aturan yang berlaku.

Pengerjaan proyek yang sumber dananya dari APBD Kota Cilegon senilai Rp 3.521.837.000 ini, dalam pantauan Fakta Banten dalam beberapa hari ini, terkesan tergesa-gesa dan kurang hati-hati, sehingga proses babat rumput pada tanah atau lahan Median JLS yang dilakukan dengan menggunakan alat berat Excavator ini banyak merusak Kastin Median.

Kerusakan Median berupa Kastin yang terlepas dan patah bahkan hancur ini terpantau di banyak titik sepanjang lokasi proyek dari mulai perempatan Krotek, Kelurahan Kalitimbang sampai perempatan Sumur Watu, Kelurahan Deringo.

Saat ditanyakan kepada Yudi, salah satu pekerja yang ditemui di lokasi menjawab hal itu bukan urusannya.

“Itumah urusannya Operator Beko kang, saya mah cuma sopir. Proyek untuk taman, dari perempatan Krotek sampai depan (Deringo) ini aja,” jawab Yudi, Sabtu (10/6/2017).

Saat ditanyakan keberadaan Mandor dan Konsultan proyek ini, Yudi malah terkesan menutupi.

“Gak tahu kang, nomornya juga saya gak punya,” ujarnya singkat.

Pcm

Dari pekerja lainnya yang tidak mau menyebutkan namanya diperoleh informasi nama Owner proyek ini,

“Katanya sih bosnya Pak Sukmajaya, orang Rangkas, kalau kantornya di Serang. Cuma nama Mandornya saya gak tahu kang,” ungkapnya.

Selain banyak menyebabakan kerusakan Kastin Median di JLS, aset daerah berupa puing tanah yang di kupas dari Median JLS terpantau berada di dua titik lokasi, di Perempatan Bentola Kelurahan Bulakan, dan Link Jerenong Kelurahan Kepuh Denok.

Sebagaimana diketahui, aset daerah harus dikelola sesuai prosedur PP 27 Tahun 2014 tentang pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (BMN/BMD).

Menurut Sakmad, warga Kepuh Denok yang didapati sedang menguruk lahan, mengaku material tanah uruknya berasal dari Median JLS ini.

“Iya kang urukannya dari tengah JLS itu, dapat beli atau gak nya saya kurang tahu ya, saya mah orang sini disuruh bos kerja ngeratain urukan ini. Bosnya udah pulang kang,” ujar Sakmad, kepada Fakta Banten, Sabtu sore.

Dalam papan proyek yang terpasang di titik awal lokasi Median JLS yang digarap (Perempatan Krotek), juga kurang begitu jelas dalam memberikan informasi kepada publik. Seperti tidak terteranya nama konsultan proyek, volume panjang proyek dan durasi waktu pelaksanaan, dan spesifikasi jenis tanaman yang akan ditanam, menunjukkan tidak transparannya pengelolaan proyek miliaran rupiah tersebut.

Sampai berita ini diturunkan Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman Kota Cilegon belum bisa dikonfirmasi. (*)

Lebak