Rumah Nenek di Cilegon Ini Tak Dialiri Listrik, Puluhan Tahun Hidup Susah Luput dari Bantuan Pemerintah

CILEGON – Sungguh kasihan Kemijah (90) seorang janda tua warga Lini. Kagungan RT 01/06, Kelurahan Gerem, Kecamatan Grogol, Kota Cilegon yang hidup berdua dengan anaknya Hafiah (60) yang sejak lama untuk makan didapat dari belas kasihan tetangganya.

Mirisnya, mereka tinggal di wilayah Kelurahan Gerem terdapat banyak industri raksasa serta besarnya APBD Kota Cilegon. Saat lebaran beberapa hari yang lalu pun, Kemijah dan anaknya Hafiah tanpa menikmati tradisi ketupat, apalagi opor. Bahkan kabarnya, beras saja tidak punya, karena adanya bantuan sosial Covid-19 dari pemerintah tak sampai kepadanya.

Selama puluhan tahun mereka berdua tinggal di rumah yang belum dipasang aliran listrik, selama ini listrik yang ia gunakan dapat saluran dari tetangga.

Sejak tahun 2015, Kemijah mengaku, dirinya terakhir kali mendapat bantuan dari pemerintah yang karena awamnya ia tidak mengetahui bantuan apa, karena yang penting baginya bantuan itu sangat bermanfaat. Namun sejak itu, ia tidak lagi dapar bantuan lagi.

“Rumahnya belum ada listrik sejak dibangun ini juga nyalur dari tetangga. Makan juga seadanya sama garam dan sisiran bawang juga cukup,” katanya.

Kemijah yang pernah mengalami hidup di masa penjajahan ini, juga menceritakan saat mudanya menggembala kambing, di saat peperangan terjadi, dan bisa selamat dengan mengamankan dirinya.

“Dulu mah teng (dek) nenek ngumpet di lubang rumah di bawah tanah saat ada tembakan, presiden Soekarno juga ada saat itu kesini (Merak) tapi nenek mah takut liatnya takut perang, orang-orang mah iya pada lihat,” tuturnya.

BI Banten

Dan di masa tuanya, Kemijah mengaku hidup dari belas kasihan tetangga untuk bisa dapat makan minum. Pasalnya Kemijah tidak punya anak laki-laki yang bekerja sebagai tumpuan keluarga. Anugerah anak perempuan yang kondisinya sudah tua juga.

“Nenek mah sedikasihnya yang penting ada bantuan buat hidup,” harapnya.

Hal itu juga dibenarkan oleh anaknya, Hafiah yang mengaku hanya menunggu uluran tangan dari tetangga atau pemberian orang di sekitarnya.

“Baju baru lebaran tak tak pernah saya bayangkan. Wong makan saja seketemunya, ada yang ngasih aja dari tetangga,” ujarnya.

Hafiah juga menjelaskan keterbatasan ekonomi yang di alaminya karena sudah tua dan tidak kuat untuk bekerja. Dan berharap adanya bantuan dari para donatur untuk bisa membantu meringankan kebutuhan hidupnya.

“Paling Ibu kalau ada yang minta ngurut bayi anak-anak tetangga. Kalau saya hanya serabutan di sawah. Harapan saya ada perhatian dari pihak manapun yang mau ngebantu,” tutupnya.

Sementara itu, Lurah Gerem, Deni Yuliandri saat dikonfirmasi soal tidak dapatnya Kemijah dan Hafiah bantuan pemerintah selama lima tahun terakhir, khususnya bantuan sosial bagi masyarakat terdampak Covid-19 baik dari Pemkot maupun pemerintah pusat yang sudah didistribusikan, hingga saat ini belum merespon pertanyaan wartawan di pesan Whatsappnya. (*/Ilung)

KS Anti Korupsi
WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien