Sekolah Daring, Walimurid SD Negeri di Cilegon Dipaksa Beli LKS Hingga Ratusan Ribu

DPRD Pandeglang Adhyaksa

CILEGON – Ribuan walimurid di Kota Cilegon mengeluhkan menerapan pembelajaran jarak jauh atau Daring.

Pasalnya selain harus membeli kuota internet walimurid juga diwajibkan untuk membeli Lembar Kerja Siswa (LKS) yang harganya bervariatif dari Rp130.000 – Rp 150.000. Padahal menurut orang tua siswa, LKS itu tidak berguna hanya dibeli namun tidak dipelajari.

Seperti dituturkan oleh Wati salah seorang walimurid yang anaknya bersekolah di SD Negeri yang ada di Kecamatan Citangkil.

Menurutnya kebijakan pembelajaran jarak jauh atau Daring yang diberlakukan itu sangat memberatkan, sudah membeli kuota internet ditambah pihak sekolah mewajibkan siswa untuk membeli LKS hingga pengeluaran menjadi doubel.

Kerok Kang, wis tuku quota, kon tuku LKS maning (bingung kang, sudah beli quota internet, suruh beli LKS lagi),”keluh Wati, Minggu (26/7/2020).

Padahal kata dia, LKS itu hanya dibeli tapi tidak pernah dipelajari sehingga terkesan mubajir.

Loading...

Sing rade aneh mah kang, tuku mah tuku tapi LKS iku ore pernah di pelajari (sedikit aneh kang, beli mah beli tapi LKS itu nggak pernah dipelajari,” keluhnya lagi.

Senada juga dikatakan Rohimin orang tua siswa yang mengaku anaknya bersekolah di Kecamatan Ciwandan. Ia mengakui semenjak diberlakukan pembelajaran Daring ia mengeluhkan pengeluaran keluarganya semakin membengkak bahkan bingung harus berbuat apa.

Dan ia berharap Dinas Pendidikan (Dindik) Kota Cilegon untuk segera memberlakukan pembelajaran tatap muka diberlakukan.

“Anak saya tiga, semuanya masih SD, coba bayangkan kang, saya harus membeli kouta internet ditambah juga harus membeli LKS, mending kalau LKS itu dipelajari, saya kan nggak penasaran, sudah belinya mahal, eh nggak di pelajari,” katanya.

Seharusnya lanjut Rohimin supaya LKS itu tidak terkesan mubajir pihak sekolah memerintahkan kepada siswa untuk mengisi LKS, tapi LKS itu dinilai manual jangan penilainya melakukan HP.

“Dengan mengintruksikan kepada siswa untuk mengisi LKS lalu LKS itu diisi dirumah dan setiap hari harus di antar ke sekolah dan guru wali kelas menilai dengan dengan cara manual dan tetap mengedepankan protokol covid-19, jangan inimah menyuruh mengisi tapi penilaianya memakai Daring, kan kasian bagi orang tua siswa yang tidak mempunyai handphone android dan kuota,” tukasnya. (*/Red)

WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien