Terima Banyak Keluhan Banjir, Dewan Cilegon Ini Kembali Ingatkan Pemerintah
CILEGON – Sering mengingatkan potensi banjir di Cilegon, anggota DPRD Kota Cilegon dari Partai Demokrat ini terima banyak keluhan warga. Ia menilai, bila musim penghujan datang, banyak masyarakat khawatir dan was-was, sebab banjir rutin ini sering menerjang banyak perkampungan di Kota Cilegon.
“Dikarenakan banjir rutin biasanya menerjang banyak perkampungan penduduk di banyak titik, di Kota Cilegon. Misalkan di kampung saya warga pintu air RR 001/004 Kampung Penauan, kebanjiran,” kata Anggota DPRD Kota Cilegon Muhamad Ibrohim Aswadi, Kamis (3/12/2020).
Bahkan wilayah di Kelurahan Kubangsari, Tegalratu, Samangraya dan sekitarnya, terutama pemukiman yg dekat rel kereta api dan jalan raya, di setiap datangnya musim penghujan masyarakat merasa waswas dan resah. Sebab, mereka sebagai langganan korban banjir yang selalu datang secara cepat, meski hujan sebentar.
“Hujan bentar juga, manakala curah hujannya tinggi bisa cepat banjir, dan kondisi ini sudah sering terjadi. Dan saya sendiri sebagai masyarakat yang menjadi korban secara langsung,” tuturnya.
Sebagai wakil rakyat yang membidangi masalah sosial, Ia tahu apa yang menjadi keluhan masyarakat, sebab selalu menerima segala keluhan, aspirasi, dan masukan dari masyarakat. Terutama, agar bagaimana masalah banjir yang sering menerjang perkampungan dicarikan solusinya, sebelum kembali datang.
“Nih kaya malam ini hujan yang cukup deras, masyarakat kami banyak yang nenyampaikan aspirasi dan kehawatirannya. Dan keresahan takut rumahnya terkena banjir kepada saya melalui telpon langsung dan whatsapp,” jelasnya kepada wartawan.
Atas hal ini, ia menilai pencegahan banjir belum makismal, dirinya sebagai anggota Komisi II DPRD Kota Cilegon mendorong, sekaligus mendesak kepada Pemkot Cilegon dalam hal ini dinas terkait, agar segera melakukan penataan, dan normalisasi lumpur dari hulu di JLS sampai ke hilir.
“Untuk normalisasi dan pengerukan lumpur di sepadan daerah aliran kali dari hulu JLS terus ke daerah hilir, pintu air, Kubangsari, Tegalratu, dan seterusnya. Menuju ke hilir, yang melintasi jalur industri menuju laut lepas,” tuturnya.
Selain pengerukan lumpur, Ia juga meminta agar ada gorong-gorong di daerah rel Kereta Api, terutama di wilayah Penauan. Dan perlu segera di titik pintu air Penauan, Ciriu, dan Tegalratu sebagai titik terendah, agar dibuatkan tandon yang berfungsi menampung debit air.
“Sebelum diteruskan, dibagi dan kemudian dibuang ke hilir atau laut lepas. Dan itu menjadi alternatif solusi sekaligus aspirasi masyarakat setiap kami melakukan reses,” pungkasnya.
Baginya, ini merupakan banjir rutin terparah, dan ia berharap agar hal ini dapat segera teratasi, dari pihak pemkot, industri, dan stakeholder lain untuk duduk bersama. (*/A.Laksono)