CILEGON – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Cilegon menanggapi berita terkait ajakan nonton film “DILAN 1983” sebagaimana surat undangan dan himbauan pada 7 Agustus 2024 lalu. Film tersebut dirubah dengan film sinopsis “Buku Harianku”.
Menurut Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Cilegon, Heni Anita Susila, surat edaran yang dilayangkan itu merupakan ajakan kepada para kepala sekolah untuk menonton apakah film tersebut cocok untuk edukasi para siswa.
Semula, karena untuk tujuan penguatan karakter, tentu Dindik setuju, apalagi hal tersebut berkaitan dengan program pemerintah pusat.
Namun ternyata Forum Pemuda Pelopor telah menyebarkan jadwal ke sekolah-sekolah tanpa sepengetahuan Dindik.
Karena itu, Dindik komplain, meminta untuk mengganti film tersebut, karena film DILAN dirasa kurang cocok dengan latarbelakang sosial budaya masyarakat Cilegon.
Diakui Heni, bukan hanya, Dindik, anggota komisi II DPRD Cilegon juga melakukan hal sama. Sehingga Forum Pemuda Pelopor dan Dindik diundang komisi II untuk sepakat merubah film DILAN.
“Kita komplain, anggota DPRD juga komplain, akhirnya diundang lagi untuk mencari alternatif kedua film Buku Harianku yang baru kita tonton,” tutur Heni, Senin, (19/8/2024).
Dalam hal ini, Dindik hanya mendapatkan fasilitas gratis dari Forum Pemuda Pelopor sebagai ejawantah Peraturan Pemerintah Nomor 87/2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter.
Sinopsis “BUKU HARIANKU” adalah sebuah kisah tentang keluarga dan persahabatan yang dirasa tepat untuk ditonton oleh siswa-siswi pelajar karena mengandung nilai penguatan karakter. Meski begitu tidak ada paksaan bagi siswa yang tidak suka.
“Tetapi tidak dipaksakan, anak-anak mau ikut, boleh. Tidak pun tidak apa-apa. Sekolah juga tidak ada pemaksaan kalau ga punya. Apalagi sekolah-sekolah yang jauh dari bioskop, sudahlah ga usah. Kecuali yang deket dan mampu,” tutup Heni. (*/Wan)
