Terkait MTQ Tingkat Provinsi, Kota Cilegon Minta LPTQ Banten Utamakan Putra Putri Daerah

CILEGON – Problematika Kota Cilegon di dalam perlombaan Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ) yang dilaksanakan setiap tahunnya dan dilakukan secara berjenjang dari tingkat kelurahan hingga nasional selalu mendapati permasalahan yang sama.
Kota Cilegon yang tidak pernah mendapati medali emas di MTQ Tingkat Provinsi itu tidaklah terjadi dengan sendirinya, melainkan karena persaingan yang tidak sehat antar peserta dari Kabupaten Kota yang ada.
Salah satu alasannya adalah karena peserta Kabupaten Kota lain selalu mengirimkan peserta dengan kompetensi tinggi namun bukan berasal dari putra putri daerah masing-masing, melainkan peserta sewaan yang diutus untuk mendapatkan medali emas guna daerah yang menggunakan “jasa sewa” tersebut.
Hal itu tentunya bersimpangan dengan visi misi MTQ sendiri yang ingin menjadikan generasi penerus daerah Kabupaten Kota masing-masing menjadi insan yang cinta terhadap Al-Qur’an bukan hanya berfokus kepada perlombaan, kejuaraan, hadiah, dan medali.
Dikatakan oleh Ketua pelaksana MTQ XXI tingkat Kota Cilegon tahun 2022, Rahmatullah, bahwa kendala tersebut akan terus terjadi ke depannya jika tidak ada perubahan regulasi atau aturan dalam MTQ tingkat Provinsi Banten yang diselenggarakan oleh Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ) Banten itu sendiri.
“Kita tidak mendapatkan juara dari MTQ tingkat Provinsi Banten itu karena para peserta Kabupaten Kota yang lain tidak murni pesertanya dari putra putri daerah itu sendiri,” kata Rahmatullah kepada Fakta Banten pada Sabtu (16/7/2022).
Rahmat menjelaskan akan ada perbedaan kualitas antara peserta asli putra putri daerah dengan peserta sewaan atau bawaan yang memang sudah memiliki kompetensi unggul dalam bidang perlombaan yang ada di MTQ itu sendiri.
“Yang pertama memang, sekali lagi saya katakan bahwa peserta dari Kota Cilegon yang tampil adalah putra putri kita. Sementara kabupaten kota lain, masih belum murni seratus persen dari putra putri daerah,” bebernya.
Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat Setda (Kabag Kesra) Kota Cilegon ini mengatakan bahwa Kota Cilegon sudah memberikan saran dan masukan terhadap LPTQ Provinsi Banten agar membuat regulasi di dalam MTQ tingkat Provinsi Banten tentang peserta MTQ harus berasal dari putra putri daerah masing-masing.
“Alhamdulillah tahun kemarin sudah mencoba memberikan saran kepada LPTQ Provinsi Banten agar supaya mengikuti regulasi seperti halnya yang diterapkan oleh Kota Cilegon,” paparnya.
Namun hal tersebut selalu tidak berjalan mulus, bahkan hanya Kabupaten Lebak saja yang mengikuti regulasi seperti yang ada di Kota Cilegon. Tentunya Rahmat berharap kedepannya dalam perlombaan MTQ tingkat Provinsi Banten, LPTQ Banten harus segera membuat kebijakan yang strategis guna menghilangkan unsur unsur kecurangan agar tidak mengesampingkan tujuan MTQ sendiri yaitu bukan untuk sekedar persaingan namun ajang pembentukan dan pembelajaran putra putri generasi muda bangsa dalam mencintai Al-Qur’an.
Rahmat menambahkan bahwa dengan memanfaatkan putra putri asli daerah, Kabupaten Kota yang bersangkutan akan mempunyai energi dan ghiroh tersendiri dalam perlombaan MTQ.
“Yang pertama adalah kepuasan batin, walaupun kita secara dohir kita mengalami kekalahan secara prestasi. Namun secara batiniyah kita puas karena yang tampil putra putri daerah asli Kota Cilegon,” pungkas Rahmat. (*/Hery)