Tersengat Listrik, Pemuda Cilegon Tulang Punggung Keluarga Ini Butuh Uluran Tangan untuk Pengobatan
CILEGON – Malang benar nasib yang dialami Marjuki (29 tahun). Pemuda lajang warga Lingkungan Sambi Dongko RT 05 RW 02, Kelurahan Cikerai, Kecamatan Cibeber tersebut, saat ini harus terkapar di rumah sakit dan tak berdaya lantaran tersengat listrik.
Peristiwa naas itu dialami Marjuki saat bekerja serabutan memasang atap baja ringan di Kompleks Perumahan Bumi Rakata Asri, baru-baru ini. Marjuki terjatuh dari ketinggian lima meter ketika atap baja yang dipegangnya menempel pada kabel listrik tegangan tinggi.
“Ketika sedang bekerja memasang baja ringan di perumahan Rakata, Marjuki menarik tinggi baja ringan itu tanpa disadari terkena aliran listrik dan tersetrum yang membuat Marjuki terjatuh dari atap rumah,” cerita Tohiri, tetangga Marjuki kepada Fakta Banten, Jum’at, (6/5/2022).
Kini kondisi Marjuki sangat memprihatinkan, sekujur tubuhnya melepuh akibat terbakar, jari dan pergelangan tangan kirinya copot.
Marjuki sendiri merupakan pemuda yang menjadi tulang punggung keluarga, lantaran orang tua yang dimilikinya sudah berusia lanjut dan juga keadaan ekonominya tidak mampu.
Dengan kondisinya saat ini, tentu pengobatan Marjuki membutuhkan biaya cukup besar. Namun hanya uluran tangan dari para dermawan dan donatur yang terketuk hatinya, yang bisa meringankan biaya pengobatan pemuda kurang beruntung itu.
“Usai terjatuh Marjuki sempat tak sadarkan diri lalu ia dibawa ke rumah sakit dan sempat dirawat. Namun karena kendala tidak ada biaya, akhirnya pihak keluarga membawanya pulang. Akan tetapi ketika dirawat di rumah kondisi tubuh Marjuki semakin memburuk,” ujar Tohiri.
Beruntung, Pemerintah Kota Cilegon melalui Kelurahan Cikerai memfasilitasi dan membantu Marjuki agar kembali dirawat di RSUD Cilegon.
“Akhirnya orang tuanya datang ke saya meminta pertolongan. Saya langsung bergerak dan berkonsultasi ke pihak kelurahan. Pihak Kelurahan langsung membawa Marjuki ke RSUD Cilegon untuk dirawat kembali, dan biaya perawatan tersebut semuanya ditanggung pihak pemerintah atau kata lain pihak keluarga tanpa mengeluarkan biaya sepeserpun,” imbuh Tohiri.
Namun ternyata masalah pengobatan Marjuki ini belum sepenuhnya selesai. Tohiri menambahkan, pihak keluarga masih kebingungan, lantaran banyak obat untuk perawatan Marjuki yang tidak tersedia di RSUD Cilegon.
Pihak keluarga Marjuki harus membelinya di Apotik di luar rumah sakit. Sementara kondisi ekonomi keluarganya tergolong sangat tidak memungkinkan untuk mengeluarkan biaya tambahan membeli obat di luar RSUD.
“Untuk itu dalam kesempatan ini. Saya meminta pertolongan kepada siapapun yang terketuk hatinya untuk membantu biaya perobatan Marjuki. Mengingat Marjuki itu tulang punggung keluarga, sementara orang tua dari Marjuki hanya buruh tani yang penghasilannya tidak menentu. Jadi sekali lagi saya meminta dan memohon kepada siapapun yang ingin membantu katuran datang ke RSUD Cilegon dan saya siap mengantarkannya,” jelas Tohiri. (*/Red)