THM di Cilegon Ditutup Gegara Corona, Penjaja Seks Beralih ke Kamar Kost
CILEGON – Tutupnya Tempat Hiburan Malam (THM) Cilegon pasca adanya Surat Instruksi Walikota Cilegon Nomor 2 Tahun 2020 Terkait Pencegahan Penyebaran Virus Corona (Covid-19), membuat sebagian wanita penjaja seks lebih memilih tempat kost untuk melancarkan aksinya dalam menjerat dan melayani para pria hidung belang.
Hal ini terungkap dari hasil penelusuran wartawan dari aplikasi Medsos Michat. Dari obrolan di dunia maya, diketahui para wanita penjaja seks mengakui harus lebih aktif mencari pelanggan dengan cara online, pasca tutupnya THM. Aplikasi Michat jadi salah satu layanan online favorit yang jadi aksesnya.
Seperti yang dilakukan (sebut saja) Ana, wanita yang sudah merantau bertahun-tahun di Cilegon. Saat THM masih bebas beroperasi, Ana mengaku biasa beroperasi di hotel di Kawasan Simpang 3 Cilegon, dimana ada THM yang sebagai hiburan penunjang hotel.
Semula saat awal ditanyakan berapa tarifnya, Ana sempat membuka tarif sebesar Rp 500 ribu, namun setelah ditawar ia bisa melayani pria hidung belang dengan harga minimal Rp 200 ribu, dalam sekali permainan.
“Kalau (THM) masih buka, bisa main di hotel, dapat tamu dari Hall. Sekarang kost (Tom n Jerry) di seberang Bonakarta aman kok mas,” ujarnya, dalam percakapan di aplikasi Michat, Senin (30/3/2020) dinihari.
“Di kost ya harus cari tamu online. Kalau masih main di hotel THM saya pasang tarif ML minimal Rp 400-500 ribu ST (Short Time). Di kost bayar bulanan lebih ringan Rp1 juta, sejak ada corona sepi gak masalah Rp 200 ribu. Buruan mau ke sini gak,” imbuhnya, sambil menunjukkan share lokasi kost-kostan tempat ia tinggal.
Hal ini juga diperkuat dari ungkapan warga Cilegon yang enggan disebut namanya, yang menginspirasi wartawan untuk melakukan penelusuran akan dampak tutupnya THM yang membuat dugaan akan aksi prostitusi para penjaja seks di Cilegon yang memilih atau bergeser di kost-kostan.
“Kalau tempat hiburan malam tutup ya ada dua kemungkinan, ia pulang mudik karena gak ada kerjaan dan kebanyakan cewek-cewek ini berasal dari luar Cilegon. Kedua ia milih tetap kerja dengan menjadikan tempat tinggalnya di bedeng–bedeng (kost) untuk melayani tamunya,” ungkapnya.
Untuk itu, ia mengajak segenap masyarakat Cilegon untuk lebih peka dan intens melakukan pengawasan di kost-kostan yang kini makin banyak berada di sekitaran lingkungan pemukiman warga.
“Pemkot sudah tegas nutup THM terlepas adanya isu corona, tinggal pemerintah di bawahnya dari Ketua RT dan Lurah untuk lebih serius mengawasi kost-kostan di wilayahnya. Tapi akan lebih efektif kalau masyarakat sekitar bedeng juga ikut peduli melakukan pengawasan, sweeping atau laporkan ke Trantib Kelurahan,” tegasnya. (*/Ilung)