Toni Haryanto: Aje Ngaku Wong Cilegon Lamun Ore Ilok Mikran
CILEGON– Setiap memasuki bulan suci Ramadhan, bagi masyarakat asli Cilegon mungkin sudah tidak asing lagi ketika pada malam hari mendengar suara orang mengaji atau tadarus Al-Qur’an, yang menggema dari pengeras suara atau speaker toa masjid dan mushola di hampir semua lingkungan di wilayah kota yang sempat dijuluki Kota Santri tersebut.
Tadarus tersebut di Kota Cilegon lebih akrab disebut dengan ‘mikran’. Warisan yang sudah berlangsung turun menurun dan masih terus dijaga kelestariannya oleh masyarakat.
Seperti yang terdengar di Masjid Jami’ Nuruddin, dimana warga Link. Kedawung, Kelurahan Tegal Bunder, Kecamatan Purwakarta ini, yang begitu bergembira menyambut kedatangan tamu agung bernama Ramadhan, diantaranya dengan menghidupkan masjid dan lingkungan dengan mikran.
Menurut Tokoh Pemuda Purwakarta, Toni Haryanto yang masih berperan aktif melakukan dan mengajak para pemuda mikran. Selain untuk melestarikan ritual mikran dan melakukan regenerasi, dirinya mengajak masyarakat untuk bersama-sama belajar kitab suci Al-Qur’an.
“Membiasakan diri untuk belajar bersama-sama dengan masyarakat dalam meneliti cara baca dan cara memaknai isi dari Al-Qur’an, untuk kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari,” ujarnya, kepada faktabanten.co.id, Rabu (8/5/2019) dinihari.
Toni juga mengajak seluruh masyarakat Kota Cilegon, khususnya Kecamatan Purwakarta untuk terus menggemakan Al-Qur’an di masjid-masjid, dengan mikran. Terlebih bulan Ramadhan adalah momentum agung berupa diturunkannya Al-Qur’an.
“Kegembiraan kita ummat Islam yang dipertemukan dengan bulan suci Ramadhan ini, maka kita harus melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur,an di masjidnya masing-masing,” ajaknya.
Pihaknya berharap, setelah bulan suci Ramadhan pun hendaknya masyarakat terus mau belajar membaca dan berupaya memahami isi makna dan perintah yang terkandung dalam Al-Qur’an sebagai pedoman hidup.
“Dengan khas tadarusan atau memikran dalam istilah wong Cilegonnya mah, maka kita merasakan lebih gembira dan hikmat lagi ketika bertemu hari kemenangan yaitu hari raya ‘Idul Fitri nanti. Aje ngaku wong Cilegon lamun ore ilok mikran, (Jangan ngaku orang Cilegon kalau pernah tadarus Qur’an-Red),” tandasnya. (*/Ilung)