CILEGON – Buntut rotasi Sekretaris Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) yang dilakukan oleh Walikota Cilegon Helldy Agustian, DPRD Kota Cilegon sepakat mengundang Helldy untuk memberikan penjelasan pada Senin (12/6/2023).
Lantaran orang nomor satu di Kota Cilegon tidak hadir dalam rapat yang diagendakan pada hari ini, seluruh anggota DPRD Cilegon yang hadir pada rapat tersebut sepakat untuk menunda rapat dan menjadwalkan ulang terkait pemanggilan Walikota Cilegon Helldy Agustian.
Sebetulnya, Walikota Cilegon sudah memenuhi surat undangan dari DPRD Cilegon tertanggal 6 Juni 2023 dan ditandangani oleh Wakil Ketua DPRD Kota Cilegon Nurrotul Uyun. Namun, Helldy mewakilkan kehadiran dirinya itu kepada Sekda Kota Cilegon Maman Mauludin.
Sontak hal tersebut memicu kekecewaan para anggota DPRD yang hadir. Dan mereka meminta bahwa penjelasan terkait rotasi Sekretaris Dewan yang telah dilakukan harus disampaikan secara langsung oleh Walikota Cilegon Helldy Agustian.
“Alasan Walikota Cilegon tidak hadir kami tidak tahu, kami dapat informasi kalau Pak Sekda yang hadir, belum ada informasi kepada kami, informasi tadi pagi yang kami terima bahwa Pak Sekda yang akan hadir,” jelas Uyun setelah rapat selesai digelar, Senin (12/6/2023).
Kata Uyun menyampaikan, penjadwalan ulang agenda pemanggilan Walikota Cilegon untuk menjelaskan terkait dirinya yang diduga melanggar aturan dalam memberhentikan dan mengangkat Sekretaris Dewan, itu telah disepakati dan diusulkan oleh semua peserta rapat yang hadir.
“Sehingga ketika Pak Sekda yang hadir tadi, semua peserta rapat mengusulkan agar rapat ini direschedule ulang dan memohon Bapak Walikota untuk hadir. Karena pastinya para anggota DPRD juga ingin mendengarkan penjelasan secara langsung dari Pak Walikota terkait dengan rotasi yang sudah berlangsung,” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua Komisi IV DPRD Cilegon, Erik Airlangga Al-Ghozali menyesalkan ketidakhadiran Walikota Cilegon Helldy Agustian.
Padahal dirinya dan anggota DPRD yang lain ingin mendengar penjelasan secara langsung dari Helldy terkait rotasi Sekwan yang diduga melanggar aturan Perundang-undangan.
Sedangkan, Maman Mauludin yang diutus oleh Walikota Cilegon untuk memberikan penjelasan, tak diberikan kesempatan oleh peserta rapat.
Karena, dari awal ketika peserta melihat Sekda yang hadir dan bukan Walikota, mereka langsung mengusulkan untuk menjadwal ulang agenda.
“Tadi Pak Sekda sebelum berbicara karena memang kita sudah meminta untuk mereschedule ulang jadi tidak diberikan kesempatan untuk berbicara Pak Sekdanya,” kata Erik kepada wartawan.
Bahkan Erik memberikan sebuah ultimatum kepada Pemerintah Kota Cilegon.
“Tadi juga kita sampaikan, bahwa kalau memang Walikota tidak hadir kembali di rapat kedua nanti, kita minta ketegasan dari pimpinan DPRD, saya mengucapkan tadi disaat rapat kita ini kan eksekutif dan legislatif ini kan mitra, bukan oposisi bukan apapun kita sama-sama mitra, bukan atasan atau bawahan, kalau nanti begitu rapat anggaran kita meminta RT RW hadir, keberatan tidak eksekutifnya. Kalau rapat ini gak hadir berarti kan ada apa, ekskutif dalam hal ini juga kan membutuhkan DPRD, terkait pengesahan APBD dan lainnya kan membutuhkan DPRD. Kalau DPRD-nya seperti ini dianggap sembarangan kan kita berpikir kembali ini dan bisa bertindak yang sama juga,” tegas Erik.
Erik menambahkan, ketidakhadiran Walikota itu dapat memicu dugaan-dugaan buruk dari masyarakat terhadap Pemerintah Kota Cilegon baik lembaga legislatif maupun eksekutif.
“Makanya harusnya Walikota dalam hal ini datang kesini mengklarifikasi seperti apa agar masyarakat mengetahui, jangan sampai nanti terkesanya ada beberapa tokoh-tokoh masyarakat bahkan masyarakat berkomentar bahwa anggota DPRD tidak memahami dan tidak mengerti. Ini kan jangan sampai menjadi bola liar,” tutupnya.
Menurut keterangan dari Maman Mauludin yang mewakili Helldy Agustian, bahwa Walikota Cilegon itu tidak hadir dikarenakan terdapat agenda lain.
“Tadi beliau ada pelepasan apa gitu, terus beliau ada rapat tadi di Sekretariat Daerah,” jelas Maman. (*/Hery)
