Warga Miskin di Kelurahan Taman Baru Cilegon Mengeluh Tak Lagi Nerima Bantuan “Raskin”
CILEGON – Sungguh kasihan nasib Pak Habibi, pria paruh baya warga Kavling Blok C RT 01/09 Kelurahan Taman Baru, Kecamatan Citangkil, Kota Cilegon ini, yang kondisinya kian hari makin memprihatinkan.
Pria yang tinggal sebatang kara dan masuk kategori ekonomi sulit ini diketahui tidak mendapatkan perhatian dari pemerintah. Pasalnya, sudah sekitar setahun ini bantuan dari pemerintah berupa Raskin, atau yang kini menjadi program keluarga harapan (PKH) berupa bantuan Warung Elektronik (e-Waruoeng) tidak lagi didapat oleh Pak Habibi.
Pria berusia sekitar 50 tahun yang tidak memiliki Anak dan Istri ini hanya tinggal sendirian di rumah tuanya. Selain itu Pak Habibi juga mengalami cacat fisik, sehingga tidak bisa bekerja untuk mencari nafkah sebagaimana layaknya orang normal.
Pak Habibi yang sepertinya sangat layak mendapat PKH berupa E-Waroeng dari Kementerian Sosial ini mengaku sudah sekitar setahun tidak lagi menerima bantuan tersebut, tanpa adanya pemberitahuan dari pihak ketua RT ataupun Kelurahan setempat.
“Dulu pernah sih dapat, tapi sudah setahun ini udah nggak dapat lagi. RT nggak ngasih tahu, ngejelasin juga gak,” ujar Pak Habibi lirih, saat ditemui faktabanten.co.id di kediamannya, Selasa (3/10/2017). malam.
Sementara tetangga Pak Habibi, Dwi Qorry, mempertanyakan sistem pendataan dari pihak Kelurahan Taman Baru terhadap warga tidak mampu yang layak menerima bantuan.
“Ini (Pak Habibi) yang tinggal sendiri dan kondisinya seperti itu tidak dapat, tapi (ada warga) yang suaminya kerja di proyek malah dapat. Jadi dalam hal ini Kelurahan itu pendataannya seperti apa? Sedangkan Raskin itu adalah kepentingan untuk orang-orang yang membutuhkan,” ujar Dwi Qorry.
Selain itu, Dwi Qorry juga menganggap dengan tidak mendapatkannya Pak Habibi bantuan adalah bentuk ketidakadilan yang harus dipertanyakan.
“Ketika masyarakat mengadukan seperti inikan wajar, inikan ada suatu ketidakadilan. Sejauh mana pihak Kelurahan mendata warganya, apa main tembak saja atau seperti apa? Ironisnya ketika ditanya, jawabnya karena komputernya. Gimana maksud komputernya? Harus jeli, dan disitu juga harus ada pemberitahuan apa alasannya, kan begitu!” Kecam Qory.
Ketika konfirmasi kepada Ketua RT 01/09, Herunas, ia mengaku justru tidak mengetahui kalau Pak Habibi sudah tidak mendapatkan bantuan dari pemerintah.
“Saya baru tahu justru dari Kakang (wartawan-red) ini barusan kalau Pak Habib udah nggak dapat Raskin (E-Warung). Pak Habib juga nggak lapor ke saya, kalau sekarang sudah tidak menerima bantuan itu. Pihak Kelurahan juga tidak memberitahukan ke saya,” ujar Ketua RT ditemui di kediamannya.
Lebih lanjut, Ketua RT yang benar-benar kaget mendengar informasi inipun langsung mengkonfirmasi kepada 5 warganya yang dulu mendapatkan Raskin, tapi ternyata para warganya itu kini memang tidak lagi mendapat bantuan E-Warung.
Dan diketahui, hanya ada satu warga saja di lingkungannya yang mendapat E-Warung dan itupun melalui pihak Kelurahan langsung. Pihaknya juga menyayangkan pihak Kelurahan Tamanbaru yang tidak memberitahukan adanya perubahan data penerima bantuan kepadanya.
“Serius kang, saya beneran baru tahu sekarang ini. Kalau kakang gak bilang, saya gak tahu ini. Memang, kira-kira sudah setahun lebihlah datang tim sensus, katanya independen gitu, saya nggak bisa intervensi standar mereka, waktu itu saya hanya mendampingi saja. Tapi sudah setahun ini kenapa pihak Kelurahan tidak memberitahu saya kalau ada perubahan penerima bantuan,” jelas Herunas.
Ia sendiri menyesalkan warga di lingkungannya tidak ada yang mendapatkan pemberitahuan.
“Kan saya jadi nggak enak sama warga yang dulu dapat tapi sekarang tidak dapat, dan kenapa ya warga tidak laporan ke saya. Sudah saya cek, dulu warga RT 01 yang dapat bantuan Raskin ada 5, Pak Habibi, Bu Rohanah, Bu Royanah, Bu Sualiyah dan Pak Muksin. Dengan digantinya Raskin ke e-Waroeng ini, semuanya tidak dapat. Justru ada satu selain 5 tadi, yang dapat itu Bu Supiyah, Kader Posyandu,” terang Herunas. (*/Ilung)