Angka Kemiskinan di Banten Naik Menjadi 5,92 Persen

SERANG – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten kembali merilis angka kemisikinan di Provinsi Banten. Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) bulan Maret 2020, angka kemiskinan di Banten naik menjadi sebesar 5,92 persen.

Angka tersebut mengalami peningkatan sebesar 0,98 poin dibanding periode sebelumnya (September 2019) yang sebesar 4,94 persen. Hal ini sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk miskin sebanyak 134,6 ribu orang dari 641,42 ribu orang pada September 2019 menjadi 775,99 ribu orang pada Maret 2020.

Kepala BPS Banten, Adhi Wiriana mengungkpakan, angka kemiskinan yang baru dirilis ini tidak terlepas dari adanya pandemi Covid-19.

“Kita tahu bahwa PSBB atau WFH baru dimulai pada pertengahan Maret 2020, jadi masih sedikit terdampak Covid-19. Di Banten pada bulan Maret 2020 terdapat peningkatan penduduk Miskin sebesar 134,6 ribu orang atau terjadi kenaikan persentase penduduk miskin dari 4,94% menjadi 5,92%,” ungkapnya saat dikonfirmasi Fakta Banten, Rabu (15/7/2020).

Pijat Refleksi

Selanjutnya, untuk persentase penduduk miskin di daerah perkotaan yang pada September 2019 sebesar 4,00 persen naik menjadi 5,03 persen pada Maret 2020. Sementara persentase penduduk miskin di daerah perdesaan pada September 2019 sebesar 7,31 persen naik menjadi 8,18 persen pada Maret 2020.

Kemudian, selama periode September 2019-Maret 2020, jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan naik sebanyak 101,6 ribu orang (dari 371,28 ribu orang pada September 2019 menjadi 472,84 ribu orang pada Maret 2020), demikian pula di daerah perdesaan naik sebanyak 33,0 ribu orang (dari 270,13 ribu orang pada September 2019 menjadi 303,14 ribu orang pada Maret 2020).

Diketahui, peranan komoditi makanan terhadap garis kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi non makanan seperti perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan. Pada Maret 2020, sumbangan garis kemiskinan makanan terhadap garis kemiskinan tercatat sebesar 71,78 persen, sedikit lebih rendah dibandingkan dengan kondisi September 2019 yang sebesar 71,61 persen.

Adapun jenis komoditi makanan yang berpengaruh besar terhadap nilai garis kemiskinan Maret 2020 di perkotaan dan di perdesaan adalah beras, rokok kretek filter, telur ayam ras, daging ayam ras, mie instan, serta roti. Sementara komoditi non makanan penyumbang terbesar garis kemiskinan di perkotaan dan perdesaan adalah sama yaitu biaya perumahan, bensin, listrik, pendidikan dan perlengkapan mandi. (*/JL)

KPU Cilegon Terimakasih
WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien