Bank Banten dan BPD HIPMI Kolaborasi Jaga Pendapatan Asli Daerah
SERANG – Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia, termasuk provinsi Banten membuat beberapa sektor terpuruk salah satunya ekonomi.
Namun, pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19 diharapkan menjadi babak baru untuk semua industri, begitu juga PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (Bank Banten).
Walau dalam kondisi pandemi, Bank Banten dengan dukungan penuh dari Pemerintah Provinsi Banten selaku pemegang saham Pengendali Terakhir masih mampu terus melakukan pertumbuhan bisnis hingga saat ini. Berbagai potensi bisnis terus dijajaki untuk dapat menjadi mitra strategis perseroan.
“Saat ini ada 14 kawasan industri raksasa di Provinsi Banten. Di dalamnya terdapat sekitar 4.600 perusahaan menengah ke atas. Saya mendapat mandat sebagai Pj Gubernur untuk merawat perusahaan yang ada di Banten, dan mengundang investor yang ingin memulai usaha di Provinsi Banten,“ ujar Penjabat (Pj) Gubernur Banten, Al Muktabar, dalam sambutannya saat menghadiri pembukaan Pendidikan dan Pelatihan Daerah (DIKLATDA) Badan Pengurus Daerah (BPD) HIPMI Banten.
Hadir pula sebagai narasumber, Direktur Utama Bank Banten, Dr. Agus Syabarrudin yang pada paparannya menekankan pentingnya menciptakan ekosistem perekonomian daerah yang berkesinambungan, mengingat akumulasi APBD keseluruhan di Provinsi Banten sebesar hampir Rp50 T belum dapat dioptimalkan menjadi PAD bagi Provinsi Banten.
Hal tersebut dikarenakan Kota/Kabupaten di Provinsi Banten belum menjadikan Bank Banten sebagai bank utama.
“Perlu adanya political will dari Pemerintah Kota/Kabupaten untuk menempatkan dana RKUD-nya di Bank Banten sehingga memberikan dampak yang signifikan untuk optimalisasi PAD dan memberikan keleluasaan untuk melakukan pembangunan di Banten,“ tutur Agus.
“Pengelolaan Keuangan Daerah di Banten, saya rasa harus mengedepankan dampak yang optimal bagi masyarakat dan Pemda. Perlu adanya saling keterkaitan baik pemerintah, pengusaha, serta masyarakat yang terhubung dalam sistem layanan jasa keuangan yang dikelola oleh Bank Banten untuk menciptakan ekosistem perekonomian daerah yang saling mensejahterakan,“ tutur Agus.
Sementara itu Ketua Umum HIPMI Kota Serang, Risaldy Amry, mendukung langkah Bank Banten untuk berkolaborasi dengan HIPMI Banten dalam rangka menciptakan ekosistem yang saling menguntungkan dan menjaga PAD di Provinsi Banten,
“Kami menyambut baik rencana Bank Banten dalam melibatkan pengusaha muda yang tergabung dalam HIPMI Banten untuk berkolaborasi bersama-sama memajukan Banten,“ ucapnya.
Ketua Umum HIPMI Provinsi Banten, Ananda Trianh Salichan menambahkan senada.
“Kolaborasi pengusaha muda Banten dengan Industri perbankan dalam hal ini Bank Banten memang diperlukan sebagai pendongkrak kebangkitan ekonomi nasional khususnya di Provinsi Banten,“ katanya.
Dalam kesempatan terpisah, mantan Ketua DPRD Provinsi Banten sebagai salah satu pendiri Bank Banten, Asep Rahmatullah menegaskan pentingnya menjaga perputaran uang agar tidak keluar dari Provinsi Banten,
“Kita berhitung matematika saja, jika Kota/Kabupaten di Banten masih menempatkan Kasdanya di Jabar artinya lost opportunity dari ASN saja sudah 60.000 ASN dikalikan rata-rata pinjaman dan bunga, Rp1 Triliun lebih capital outflow kita lari ke Jabar,” tegasnya. (*/Red)