Ekonomi Membaik, BI Banten Perkuat Koordinasi
SERANG – Perekonomian Banten dilaporkan tumbuh membaik. Secara quarter to quarter, perekonomian Banten tumbuh sebesar 0,78% dan secara year on year kontraksi semakin mengecil menjadi sebesar -0,39%.
Secara sektoral, perbaikan kondisi ekonomi Provinsi Banten terutama didorong oleh peningkatan pada hampir seluruh sektor utama di Provinsi Banten.
Beberapa sektor yang tumbuh meningkat pada triwulan I 2021 antara lain sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan, sektor pengadaan Aar, sektor informasi dan komunikasi, sektor konstruksi, serta sektor real estate.
Sementara, dari sisi pengeluaran, perbaikan ekonomi Provinsi Banten pada triwulan ini terutama didorong oleh membaiknya Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB). Di sisi lain, konsumsi rumah tangga dan net ekspor total secara triwulanan juga mengalami perbaikan.
Secara keseluruhan, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2021 untuk Provinsi Banten dan 8 kota/ kabupaten mengalami penurunan sejalan dengan kebijakan refocussing anggaran dalam rangka penanggulangan dampak pandemi Covid-19.
Secara akumulatif, pagu pendapatan APBD Ppmerintah provinsi dan kabupaten/kota mengalami penurunan sebesar 7,7% dibandingkan tahun 2020. Sementara, pagu belanja wilayah Banten meningkat sebesar 1,7% dibandingkan tahun sebelumnya.
Sampai dengan triwulan I tahun 2021, realisasi pendapatan APBD pemerintahan Provinsi Banten dan delapan kabupaten/kota di Provinsi Banten senilai Rp6,28 triliun atau mencapai 17,6% dari target 2021, lebih tinggi dibandingkan realisasi tahun 2020 yang juga mencapai 17,1%.
Sementara itu, realisasi Belanja APBD senilai Rp3,79 triliun atau 9,1% dari total pagu belanja, lebih rendah dibandingkan realisasi pada periode yang sama tahun 2020 sebesar 11,6%.
Dari sisi perkembangan harga, Inflasi Provinsi Banten pada triwulan I 2021 tercatat sebesar 1,39% (yoy), lebih rendah dibandingkan historis inflasi 3 tahun terakhir maupun inflasi triwulan IV 2020 yang masing-masing sebesar 3,41% (yoy) dan 1,45% (yoy).
Selain belum pulihnya konsumsi masyarakat, rendahnya inflasi Banten tersebut juga dipengaruhi oleh menurunnya tekanan pada Kelompok makanan, minuman dan tembakau serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya.
Berdasarkan perkembangan tersebut, inflasi pada tekanan inflasi Provinsi Banten pada triwulan II 2021 diperkirakan meningkat secara tahunan dibandingkan triwulan sebelumnya.
Terkait hal itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Banten, Erwin Soeriadimadja mendorong percepatan pemulihan ekonomi dengan didukung perluasan vaksinasi.
Dikatakannya, pada triwulan I 2021 total perputaran uang melalui BI Provinsi Banten tercatat mengalami net outflow sebesar Rp1,12 triliun, menurun dibandingkan Rp3,98 triliun pada triwulan IV 2020, sesuai dengan pola musimannya.
“Penurunan outflow tersebut sebagaimana tren awal tahun setelah mengalami peningkatan pada momen HBKN Tahun Baru. Ke depannya, peningkatan realisasi pengeluaran pemerintah untuk membiayai berbagai program pembangunan dan posisi geografis Banten yang menjadi penyangga Jakarta, diyakini dapat mendorong peningkatan perputaran uang di Banten,” paparnya kepada wartawan, Selasa (22/6/2021).
Pihaknya melaporkan, dari sisi kegiatan usaha Penukaran valuta asing bukan bank, pada triwulan I 2021 jumlah transaksi jual-beli valuta asing senilai Rp632,88 miliar.
Ditambah kata dia, penyaluran bantuan sosial di Provinsi Banten baik bersumber dari APBN maupun APBD mengalami peningkatan.
Diketahui, rata-rata jumlah Keluarga Penerima Manfaat (KPM) program sembako pada triwulan I 2021 sejumlah 407.954 KPM per bulan dengan nominal penyaluran sebesar Rp260,79 miliar.
Sementara itu, jumlah KPM penerima Program Keluarga Harapan (PKH) mencapai 274.380 KPM atau sebesar 94,36% dari total penyaluran dengan nominal mencapai Rp201,26 miliar.
“BI Provinsi Banten akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah Daerah dan stakeholder terkait guna mendorong pertumbuhan ekonomi Banten,” pungkasnya. (*/Faqih)