Gubernur: Penanganan Banjir di Banten Sesuai Prosedur Tetap
SERANG – Gybernur Banten Wahidin Halim mengatakan, penanganan banjir bandang maupun banjir di beberapa wilayah Banten sesuai dengan prosedur tetap.
“Pertama kita respon dengan evakuasi, kita bawa ke pengungsian. Beberapa lokasi di Lebak seperti Lebak Gedong yang jalurnya terkena longsor baru pada Kamis kita berhasil menembus dengan excavator. Lalu ada juga yang berada di seberang sungai, sudah mulai dievakuasi oleh tim Brimob melalui perahu karet, terutama yang jembatannya terputus,” papar Gubernur WH.
Dikatakan, akibat banjir ada 11 jembatan yang terputus. Jembatan provinsi satu buah, jembatan kabupaten penghubung antar kecamatan ada tiga buah, dan tujuh jembatan gantung yang menghubungkan antara satu kampung dengan kampung yang lain.
Dalam proses penanganan dampak banjir, lanjut Gubernur WH, ada juga masyarakat yang menolak dievakuasi karena memang sebenarnya mereka hanya terputus komunikasinya.
“Yang kedua melalui posko-posko penanganan banjir semua tim bergerak mulai provinsi, kota dan kabupaten. Kita juga menyediakan kebutuhan selama mereka di pengungsian. Hampir semuanya mendapatkan pelayanan,” ungkapnya.
“Yang ketiga adalah aspek persoalan paska banjir. Ada 700 kepala keluarga di Kabupaten Lebak yang mereka terkena dampak rumahnya hanyut. Begitu juga rumah-rumah di tempat lain yang rusak,” tambah Gubernur WH.
Dijelaskan, untuk jembatan provinsi yang putus akan dibangun jembatan sementara. Sementara untuk pembanguna kembali jembatan gantung yang terputus sedang dibahas secara intensif bersama sama dengan bupati dan walikota.
Masih menurut Gubernur WH, korban jiwa di Kabupaten Lebak hingga saat ini masih perlu dikonfirmasi antara 2 atau 3 jiwa, perlu konfirmasi. Rumah yang rusak mencapai 700. Jumlah pengungsi sebanyak 2000 jiwa tersebar di 82 posko pengungsian. Sementara di wilayah Tangerang Raya ada sekitar 3000 jiwa yang tersebar di 57 posko pengungsian dan tidak ada laporan korban jiwa.
“Sampai sekarang mereka masih tinggal di pengungsian. Walaupun banjir telah surut, namun mereka membutuhkan bantuan untuk membersihkan rumahnya,” jelasnya.
Gubernur WH juga menegaskan, bantuan sudah terdistribusi dengan baik.
“Di Banten partisipasi masyarakat cukup baik dan banyak. Pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota bahu membahu dan memamg sudah kita anggarkan untuk kebutuhan logistik itu,” ungkapnya.
“Dalam waktu 14 hari paska penetapan tanggap darurat kita berusaha memutuskan, merumuskan penangnan paska banjir. Banyak masyarakat yang kehilangan rumah serta jembatan putus. Ini persoalan selama 14 hari yang sesuai aturan harus segera kita ambil langkah-langkah mencari solusi yang terbaik bagi masyarakat,” pungkasnya.
Sebagai informasi banjir yang melanda beberapa wilayah Provinsi Banten berdampak pada 181 desa pada 43 kecamatam di 5 kabupaten/kota. Data terbaru, di beberapa wilayah Kabupetan Lebak telah didirikan 7 posko pengungsianya g menampung 4.365 pengungsi. (*/Red)