Komisi III Ungkap Aset Pemprov Seluas 1,6 Hektar yang Terbengkalai
SERANG -Komisi III DPRD Banten mengungkap adanya aset Pemprov Banten seluas 1,6 hektar yang terbengkalai. Aset tersebut berlokasi di Balai Latihan Kerja (BLK) Serpong, Kota Tangerang Selatan berbentuk bangunan yang dipergunakan untuk pelajar yang ikut latihan.
Diketahui, pembangunannya diperkirakan menelan anggaran sebesar Rp 50 miliar tahun anggaran 2015-2016.
Ketua Komisi III DPRD Banten, Gembong R Sumedi mengungkapkan, aset yang berupa bangunan beserta isinya belum digunakan, hingga terbengkalai.
“Bukan hanya tanah, tetapi juga dengan bangunannya yang sudah selesai dibangun tapi belum digunakan, sehingga barang-barangnya ada yang hilang,” ujarnya saat dikonfirmasi Fakta Banten, Jumat (10/7/2020)
Pihaknya mendorong Disnaker Banten dalam hal ini UPT Latihan Kerja atau dulu disebut BLKI Provinsi Banten untuk membuat proposal pengelolaan aset tersebut.
“Kita beri tempo 1 bulan, jika tidak, maka kita minta untuk diambil alih oleh penanggung jawab pengelolaan aset daerah Setda Provinsi Banten,” tegas politisi PKS itu.
Wakil Ketua Komisi III DPRD Banten Ade Hidayat menyesalkan, bangunan yang menghabiskan anggaran miliaran rupiah itu terbengkalai.
“Menemukan aset provinsi yang terbengkalai seluas 1,6 hektar dengan pembangunan wisma untuk para pelajar yang ikut latihan di BLK yang hampir menelan anggaran sebesar Rp 50 milyar tahun 2015-2016,” katanya.
Sampai saat ini aset berbentuk bangunan itu belum digunakan.
“Akhirnya tidak ditemukan konsep dengan perencanaan yang baik, sebenarnya untuk apa wisma dengan empat tower tersebut di bangun. Jadi sampai sekarang masih nganggur itu bangunannya,” ucapnya.
Mirisnya, kata dia, terjadi kehilangan isi dari gedung tersebut seperti AC yang jumlahnya hampir setengah dari AC gedung yang ada.
“Anehnya tidak terdapat tanda ada pendobrakan pintu-pintu sebagai tanda digondol maling. Kasus itu harus segera diselidiki. Karena itu sudah membut kerugian daerah,” ungkapnya.
Ia mendesak kepada Disnakertrans dan BPKAD Banten untuk segera memperjelas penggunaan aset tersebut.
“Agar berdampak pada peningkatan potensi pendapatan. Sejak beres dari 2016, sampai sekarang belum digunakan, bahkan belum ada mebeler-nya,” tandasnya. (*/JL)