Melalui FGD Daring, Mahasiswa Se-Banten Dorong Terbentuknya Kampung Pancasila
SERANG – Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Aktivis Mahasiswa Se-Banten menggelar Focus Group Discussion (FGD) online yang bertema “Tantangan Milenial Membumikan Pancasila di Banten”, Minggu (26/7/2020).
Ketua umum HMI Badko Jabodetabeka- Banten, Hendra Djatmiko menuturkan pancasila jangan sampai hanya menjadi simbol bagi kita. Kampanye nilai-nilai pancasila harus semakin di galakan, baik melalui media sosial, dan ruang-ruang digital lainnya.
“Mengkampanyekan nilai-nilai pancasila tidak hanya sebatas simbol secara formal,” Jelasnya.
Hendra juga meminta mengkampanyekan nilai-nilai pancasila harus tertanam, dan teraktulasisaikan dalam kehidupan sehari-hari, dalam berbangsa dan bernegara. Selain itu, ekonomi kreatif menjadi solusi dalam mewujudkan satu dari banyaknya nilai-nilai, yang terkandung pada pancasila.
Ketua DPW PGK Banten Muhamad Samsul Hidayat mengatakan, penerapan pancasila harus di mulai dari Istana Sampai ke desa-desa, sebab Pemahaman dan tafsiran pancasila tidak boleh di kapitalisir oleh kelompok tertentu.
“Puncak dari implementasinya adalah kesejahteraan masyarakat Indonesia,” Katanya.
Sementara itu, Ketua PP IMC Rizki P Sandika mengatakan, pendekatan ala milenial harus digalangkan agar ruh pancasila menyatu dengan generasi bangsa. Seperti, Kesadaran beragama, kepedulian sesama, menjaga keberagaman, dan peduli kondisi sosial.
“Milenial harus menyatu dengan ruh pencasila, karena masa depan milik kaum milenial” Tegas Rizki.
Ketua KAMMI Banten, Imam menuturkan kita butuh gerakan kongkrit yang lebih dari sekedar diskusi. Kita kembali kesejahteraan pra kemerdekaan, spirit lahir dari cita cita kemerdekaan Indonesia, maka dari itu kita harus membuat platform gerakan Indonesia 45 mengambil momentum seratus tahun Indonesia.
“Semangat Pancasila kita perlu melakukan edukasi bahwa pemuda memiliki narasi Pancasila, milenial memiliki karakter unik maka kita penting menanamkan nilai nilai Pancasila” ujarnya.
Ketua Korwil 3 GMKI, David Marpaung mengatakan dalam penerapan pancasila secara utuh di tengah kondisi Banten dengan masyarakatnya yang mayoritas beragama Islam, dengan tingkat religius yang sangat tinggi.
“Namun, yang menjadi kekhawatiran adalah terjebaknya pada fundamentalis agama, kemudian ekonomi,” Tuturnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan Banten merupakan Provinsi dengan pengangguran tertinggi saat ini, baginya pemerintah tidak hadir dalam menyikapi hal tersebut. Sehingga, wajar tidak puasnya masyarakat atas kinerja Pemprov Banten.
“Dan kemudian yang kedua jangan menjadikan perbedaan sebagai tembok pembatas karena kita tahu perekatnya adalah pancasila,” tuturnya.
Perlu diketahui, kegiatan FGD yang diikuti mahasiswa Se-Banten dan Narsum FGD Para ketum HMI, PMII, IMM, GMNI, GMKI, PGK, HAMAS, IMC, KAMMI, KUMALA, KUMANDANG, menghasilkan tindaklanjuti untuk mendorong agar dibentuk kampung pancasila. (*/A.Laksono)