Puluhan Relawan Ganjar di Banten Saba Budaya Baduy

BI Banten Belanja Nataru

 

LEBAK – Kelompok Relawan Ganjarist Banten melakukan lawatan budaya ke masyarakat adat Baduy atau yang dikenal dengan Saba Budaya Baduy, di Lebak, Banten, pada Sabtu, 8 Januari 2022.

Puluhan Relawan Ganjarist dari delapan kabupaten/kota se Banten itu diterima langsung oleh Jaro Saija (jaro pamarentah / kepala desa Kanekes) dan Jaro Saidi Putra (Jaro Tanggungan Duabelas) di rumah dinas Jaro Pamarentah di kampung Babakan Kaduketug desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten.

Kedatangan Relawan Ganjar Pranowo yang dimotori oleh Uday Suhada itu bertujuan untuk mendapatkan petuah bijak dari para tetua adat Baduy.

“Saya dan teman-teman di Banten yang menaruh harapan besar kepada Pak Ganjar Pranowo untuk masa depan bangsa ini menghimpun diri. Kerelawanan ini menjadi modal utama kami,” ujar Uday didampingi Andi Suhud, salah satu inisiator Ganjarist Banten lainnya.

“Karenanya langkah pertama yang dilakukan adalah melakukan saba budaya ke Baduy. Kami ingin mendapatkan pandangan dan saran dari para tetua adat Baduy,” kata Uday melanjutkan.

Uday yang juga dikenal sebagai Pegiat Sosial Budaya di Banten juga menjelaskan bahwa kearifan lokal yang hidup dan berkembang di Baduy banyak yang patut diteladani.

“Kami juga ingin membantu membumikan istilah Saba Budaya Baduy, sebagaimana Perdes Kanekes No.1 tahun 2007 tentang Saba Budaya Baduy dan Perlindungan Masyarakat Adat Tatar Kanekes (Baduy). Karena selama ini masih banyak masyarakat luar yang menganggap bahwa Baduy itu salah satu objek wisata,” terangnya.

Pemahaman semacam ini kata Uday harus diluruskan. Sebab, masyarakat adat Baduy adalah sebuah peradaban manusia, yang justru patut kita teladani.

“Misalnya bagaimana menjaga keseimbangan hidup dengan alam. Memanusiakan manusia dan memuliakan kehidupan,” kata Uday.

Lebih jauh Uday menjelaskan bahwa model kepemimpinan di Baduy itu sangat luar biasa.

Pijat Refleksi

“Kita harus berguru pada mereka. Bahwa jadi pemimpin itu berat, harus mengabdi, melayani bukan dilayani rakyatnya. Karenanya, mereka adalah tuntunan, bukan tontonan,” tegas Uday.

Dalam pantauan, Saba Budaya Baduy itu dihadiri juga oleh Sekretaris Jenderal Kornas Ganjarist, Kris Tjantra dan Mazdjo Pray inisiator Ganjarist Indonesia.

Dalam sambutannya, Jaro Saija berterima kasih atas kunjungan para Relawan Ganjarist Banten.

“Kami sangat senang Ganjarist Banten ikut membantu promosikan istilah Saba Budaya Baduy. Karena itu sesuai dengan nilai-nilai adat istiadat kami di Baduy,” ungkap Jaro Saija.

Sedangkan Jaro Saidi Putra menyampaikan pesan bahwa kedepan tantangan bangsa ini semakin berat.

“Makanya siapapun yang memimpin negara ini kedepan, harus mampu menjaga keseimbangan hidup dengan alam. Salam hormat buat Pak Ganjar” harap Jaro Saidi Putra.

Usai mendapat petuah dari para tokoh adat Baduy, Relawan Ganjarist kemudian melakukan deklarasi di terminal Ciboleger, Desa Bojong Menteng yang berbatasan dengan tanah ulayat Baduy.

Deklarasi yang dilakukan secara sederhana itu berlangsung sangat khidmat. Mereka duduk bersila mengenakan pakaian hitam.

Menurut Sekretaris Jenderal Kornas Ganjarist, Kris Tjantra, Ganjarist selalu mengapresiasi kearifan budaya lokal.

Deklarasi ini kata dia sangat unik, karena bernuansa Baduy, sebagai wujud asli apresiasi kita terhadap budaya lokal.

“Perjuangan Ganjarist bukan hanya menjadikan Ganjar Pranowo sebagai pelanjut kepemimpinan Jokowi. Tetapi juga menjaga keragaman Indonesia yang merupakan anugerah terindah bagi kita” ujar Kris.

Saat ditanya tujuan organisasi, Kris menjelaskan bahwa Relawan Ganjarist adalah relawan murni kesadaran politik warga tanpa embel-embel kepentingan, tapi murni mendukung Ganjar Pranowo sebagai sosok yang mampu melanjutkan estafet kepemimpinan Jokowi. (*/Faqih)

PJ Gubernur Banten
WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien