Dibuka Lowongan Jadi Petani Stroberi di Australia, Berhadiah Rp 1 Miliar

Sankyu

CANBERRA – Para petani sayuran dan buah-buahan di Australia semakin khawatir dengan kemungkinan gagal panen, karena tidak cukupnya pekerja untuk membantu.

Karenanya Asosiasi Petani Stroberi Queensland (QSGA) menawarkan hadiah uang tunai senilai 100.000 dollar Australia, atau lebih dari Rp 1 miliar untuk menarik orang yang mau bekerja membantu memanen stroberi di musim dingin tahun 2021.

Para petani Australia sudah melaporkan kerugian besar akibat tidak tersedianya pekerja untuk memanen.

Sebagian dari para petani stroberi di Queensland bahkan sudah mengurangi lahan penanaman tahun ini, sementara beberapa sama sekali tidak menanam stroberi karena khawatir tidak adanya yang bisa membantu memetik hasil panen.

QSGA mengumumkan rencana untuk menjadikan musim panen tahun ini sebagai sebuah lomba dengan penawaran hadiah uang atau voucher liburan.

“Kami ingin peserta berusaha memenangkan lomba sekaligus bekerja keras,” kata Adrian Schultz, Presiden QSGA

“Kami mendorong siapa saja yang tertarik mencoba menjadi pemetik stroberi untuk datang ke Queensland di musim dingin dan menikmati musim panen.

“Semakin lama Anda bekerja di ladang, semakin besar kemungkinan anda mendapatkan hadiah 100.000 dollar Australia di akhir musim.”

Bagaimana caranya?
Mereka yang bekerja akan mendapatkan “poin” untuk bisa masuk ke undian.

“Semua pekerja akan masuk dalam undian dan pemenangnya akan ditentukan oleh komputer,” kata Adrian.

“Sepuluh orang akan dipilih dan masing-masing dari 10 orang tersebut berpeluang mendapatkan 100.000 dollar Australia,” tambahnya.

Adrian mengatakan para pekerja kemudian akan dibawa ke ladang stroberi di mana 100 amplop akan disebarkan.

“Salah satu dari amplop ini berisi uang 100.000 dollar Australia, sementara setiap amplop lainnya berisi uang 1.000 dollar Australia,” katanya.

“Jadi kalau Anda tidak memenangkan uang 100.000 dollar Australia, paling tidak yang lain akan mendapatkan uang untuk membeli bir.”

Diperlukan sekitar 7.000 pekerja
Kalangan industri stroberi sudah meminta pihak lain untuk mengurus masalah logistik pembagian hadiah, menggunakan promosi yang berasuransi, dan anggaran iklan untuk mendanai hadiah.

Mereka juga menawarkan hadiah lain, seperti hadiah berlibur selama beberapa bulan ke daerah wisata lokal setelah musim panen berakhir.

Sekda ramadhan

Adrian mengatakan industri stroberi di Queensland memerlukan sekitar tujuh ribu pekerja untuk membantu pemetikan.

“Kami mencari siapa saja yang mau datang untuk bekerja,” katanya.

“Memang pekerjaan ini tidak cocok untuk semua orang dan ketika datang, kita belum tentu berhasil. Namun kami sendiri kadang terkejut dengan keterampilan orang yang datang untuk bekerja.”

Keselamatan lebih penting
Tawaran hadiah uang mungkin bisa menarik minat pekerja.

Namun industri hortikultura, seperti stroberi, dulunya tidak menjadi pilihan banyak orang karena buruknya kondisi para pekerja dan bayaran yang tidak layak.

Menurut Adrian berbagai upaya sudah dilakukan untuk memastikan tidak adanya lagi eksplotasi pada para pemetik buah.

Orang yang tertarik bekerja akan diizinkan untuk mengecek ladang sebelum mendaftar.

Jika di masa percobaan mereka tidak meyakinkan calon pekerja atau pemberi kerja, mereka dapat mencoba ladang lain.

“Apa yang sudah kami lakukan adalah mengumpulkan berbagai informasi, sehingga bila Anda tidak suka bekerja di satu pertanian atau mendapatkan perlakuan buruk, maka Anda tahu harus melapor kemana,” kata Schultz lagi.

“Semua informasi ini akan tersedia dan dalam enam bahasa berbeda. Jadi mudah-mudahan mencakup semua yang ada.”

Para petani di kawasan Sunshine Coast dan Wide Bay di Queensland kini mulai menanam stroberi yang akan dipanen pada musim dingin beberapa bulan mendatang.

Salah seorang di antaranya adalah Brendan Hoyle, yang mengatakan dia hanya menanam sekitar 60 persen dari apa yang biasanya dilakukan di tahun-tahun sebelumnya.

“Ini masa-masa yang sulit,” katanya.
“Kami mengambil sikap berhati-hati guna memastikan kami bisa memanen seluruh tanaman yang ada.”

Brendan mengatakan tahun ini banyak hal yang berubah dari sebelumnya.

“Biaya panen dan juga untuk membungkus produk meningkat,” katanya.

Namun, kolaborasi ini telah mendatangkan keuntungan yang tidak terduga. Brendan juga mengatakan para petani bisa saling berbagi tenaga kerja.

“Biasanya kami hanya sibuk dengan diri sendiri, namun dengan situasi sulit seperti sekarang ini, kami mencoba membantu yang lain, karena kami berada dalam situasi yang sama.” (*/Kompas)

Honda