Sebut Tak Melambangkan China, Presiden Xi Jinping Bongkar Banyak Masjid
BEIJING – Presiden Xi Jinping menyinggung masjid dalam pidato di pembukaan Kongres Partai Komunis China (PKC), Minggu (16/10/2022).
Dia membenarkan banyak masjid yang dibongkar dan diubah, terutama di dua provinsi. Banyak masjid yang dibongkar di Provinsi Ningxia dan Xinjiang, wilayah yang dihuni banyak Muslim.
Alasannya, arsitektur bangunan masjid tak melambangkan China, melainkan Arab. dikutip dari BBC, Xi Jinping menegaskan agama di negaranya harus berorientasi pada China.
Struktur bangunan masjid yang mencerminkan Islam ke-Arab-an diganti dengan desain China yang dianggap lebih estetis. Laporan Reuters pada 2021 mengungkap, China menghancurkan banyak masjid di Xinjiang seiring kampenye menekan Muslim etnis Uighur.
Masjid Jiaman di Kota Qira, Xinjiang, merupakan salah satu yang menjadi korban, tersembunyi di balik tembok tinggi dan simbol-simbol Partai Komunis.
Tak ada tanda-tanda bangunan tersebut masih difungsikan layaknya tempat ibadah umat Islam. Beberapa orang yang menjaga bangunan itu mengatakan, tidak ada lagi masjid di tempat itu.
Sebelum itu, pada 2018, Pemerintah Tongxin di Ningxia, mendapat perlawanan saat akan menghancurkan Masjid Raya Weizhou yang dibangun Muslim etnis Hui. Alasannya, masjid itu tersebut berdiri tanpa izin.
Namun setelah diskusi alot, pemerintah akhirnya hanya mendesak pengelola masjid untuk menghancurkan delapan dari sembilan kubah masjid yang megah. Alasannya, kubah tersebut merupakan simbol dari Arab yang harus dihilangkan. Namun permintaan itu ditolak dengan alasan desain masjid di manapun identik dengan kubah dan tak terkait dengan Arab.
Ribuan umat Islam etnis Hui saat itu menghalangi upaya eksekusi. Pemerintah setempat pun menyerahkan kepada pengelola untuk mengubah masjid sehingga bisa mewakili struktur China.
“Agar warga Hui di Weizhou bisa merasakan sinar matahari dan salat dalam kedamaian, dan agar hubungan masyarakat bisa berkembang dengan harmonis, sekarang (kami) hanya meminta rekonstruksi Masjid Raya Weizhou,” demikian pernyataan pemerintah.
Warga pun menyambut dengan suka cita setelah pemimpin partai komunis setempat mengatakan masjid hanya diubah tidak dihancurkan. Mulanya, Pemerintah Weizhou ingin masjid yang baru selesai direnovasi pada 2017 dibongkar.
Bangunan masjid sebelumnya dibangun pada 1979 untuk menggantikan masjid Weizhou berusia 600 tahun yang dihancurkan saat Revolusi Kebudayaan. (*/Inews)