Sejumlah Gereja di Eropa yang Dibeli Muslim Jadi Masjid

KPU Cilegon Coblos

JAKARTA – Perkembangan agama Islam di benua Eropa dan Amerika Serikat (AS) terus meningkat. Bangunan-bangunan kecil yang mereka gunakan untuk sholat dan kajian-kajian Islam, kini tidak lagi mampu menampung banyaknya jamaah.

Di saat bersamaan, banyak bangunan-bangunan bekas gereja yang telah ditutup. Banyaknya gereja yang terpaksa ditutup ini, sehingga beralih fungsi menjadi tempat ibadah umat Islam.

Dilansir dari Breitbart pada 2 April 2017, The Gatestone Institute melaporkan terjadinya tingkat penutupan gereja-gereja di ibu kota Inggris Raya. Sehingga, banyak banyak juga dari gereja-gereja tersebut yang kemudian beralih menjadi masjid, tempat ibadah umat muslim.

Menurut laporan tersebut, london kini memiliki 423 masjid-masjid baru menggantikan 500 gereja yang telah ditutup.

“London lebih Islami dibandingkan muslim di banyak negara lainnya,” ujar Maulana Syed Raza Rizvi, salah satu pengkhotbah, dilansir dari Beitbart, 2 April 2017.

Misalnya saja, di Gereja San Giorgio, yang dibangun untuk menampung 1.230 orang, namun hanya ada 12 orang yang mengikuti Misa. Begitu juga di Gereja Santa Maria, hanya ada 20 orang.

Sedangkan di Masjid Brune Street Estate yang hanya mampu menampung 100 jamaah, justru jamaahnya membludak. Apalagi setiap Jumat, jamaah akan turun hingga ke jalanan.

Berikut ini, beberapa gereja yang telah beralih fungsi menjadi masjid. Di antaranya :

A. Gereja Hyatt United dibeli oleh komunitas Mesir untuk kemudian diubah menjadi masjid.

B. Gereja Santo Peter di wilayah Stoke-on-Trent, kota Cobridge, Inggris. Gereja tersebut mulai sepi jemaat pada 2013 hingga kemudian tidak mampu bertahan dan dijual. Setelah dibeli umat muslim, gereja itu telah berganti nama menjadi Masjid Madinah.

C. Gereja Methodis telah dibuah menjadi Masjid Brick Lane. Masjid ini pertama kali dibangun pada 1743 sebagaintempat peribadatan umat kristen. Kemudian pada tahun 1897, bangunan itu diakuisisi oleh sekelompok orang Yahudi Lithuania ortodoks yang disebut Machzike Hadath.

Kemudian bangunan tersebut pada 1970-an tampak sudah tidak pernah digunakan lagi. Sehingga pada tahun 1976 bangunan tersebut dibeli dan mulai dibuka pada tahun 1978 oleh muslim Bangladesh.

Masjid ini dapat menampung hingga 3.200 jamaah termasuk jamaah perempuan). Masjid ini paling ramai dikunjungi saat shalat jumat dan semua khutbah disampaikan dalam bahasa Bengali, Inggris, dan Arab.

D. Gereja Bukit Sion di Kota Clitheroe, Lancashire, Inggris telah menjadi masjid sejak 2006. Gereja ini sudah ditutup sejak lama dan sempat berfungsi menjadi toko hingga pabrik garmen. Sampai akhirnya, umat muslim mengajukan agar bangunan tersebut dibeli untuk kemudian dijadikan masjid.

E. Gereja Katolik di wilayah Stoke-on-Trent, Kota Cobridge telah diubah menjadi masjid. Gereja ini dijual setelah jumlah jemaat umat Katolik yang datang semakin menyusut.

F. Gereja Didsbury di Kota Manchester, Inggris. Gereja ini telah dibangun sejak 1883 dan merupakan sebuah gereja komunitas Methodist.

Pada 1962 gereja tersebut ditutup karena menyusutnya jemaat. Kemudian pada 1967 bangunan gereja dibeli oleh komunitas Arab Syria yang tinggal disana tahun 1967. Kini gereja tersebut menjadi masjid yang megah lengkap dengan sebuah perpustakaan. Secara keseluruhan masjid ini mampu menampung 1000 jemaah.

G. Masjid New Peckham di London. Sebelumnya merupakan gereja Anglikan Saint Mark yang dibangun pada 1880. Bangunan gereja tersebut sempat rusak tapi kemudian diperbaiki dan menjadi sekolah kristen. Tapi kemudian pada 1980 bangunan tersebut kemudian berubah menjadi masjid. (*/Republika)

WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien