Heboh Penemuan Obat Herbal Covid-19, Pemerintah Disarankan untuk Mencobanya
JAKARTA – Obat herbal anti Covid-19 yang diperkenalkan Dr Suradi belum juga dimanfaatkan pemerintah. Padahal, obat tersebut sudah terbukti berhasil menyembuhkan ratusan pasien positif coronavirus.
Kini, Presiden Jokowi pun disarankan agar membuktikan sendiri terkait keampuhan ramuan hasil racikan ahli mikro biologi Indonesia itu.
Direktur Eksekutif Komite Pemantau dan Pemberdayaan Parlemen Indonesia (KP3-i), Tom Pasaribu mengatakan, seharusnya Presiden Jokowi tidak keberatan.
“Pak Presiden mungkin harus membuktikan sendiri kepada para pasien corona. Kasih saya 100 pasien Covid-19, niscaya mereka akan sembuh dalam waktu 1×24 jam!,” kata Tom melalui pesan tertulis kepada wartawan, Jakarta, Rabu kemarin (27/5).
Dengan begitu, menurut Tom, Presiden Jokowi akan bisa menilainya secara langsung tanpa keraguan apapun. Bila tidak terbukti, silakan obat tersebut diabaikan atau bahkan dilarang peredarannya.
Sebaliknya, kata dia, bila terbukti ampuh, maka Presiden Jokowi tidak punya alasan untuk tidak segera memanfaatkannya demi membantu menyembuhkan masyarakat yang menjadi korban Covid-19 di seluruh Rumah Sakit di Tanah Air.
Apalagi, lanjutnya, saat ini pemerintah tengah bersiap memulai kebijakan new normal. Jokowi pun diingatkan agar tak mengabaikan potensi penularan virus Corona yang masih tinggi di masyarakat.
Tom juga menegaskan, Obat herbal ini aman dikonsumsi mulai anak-anak sampai orangtua. Sehingga pemerintah mestinya harus mendukung dan memanfaatkannya secara nasional.
Tom kemudian menyebut, bangsa Indonesia tidak perlu takut atau tunduk dengan rencana WHO yang dianggap ingin merubah peradaban dunia yang sekaligus memanfaatkan situasi ini untuk melakukan Revolusi Industri ke 4.0 melalui pemaksaan vaksin kepada seluruh masyarakat Dunia.
“Kita harus mandiri dengan sumber obat-obatan seperti rempah dan Jamu. Dahulu kita dijajah karena kekayaan Alam seperti rempah-rempah, masa saat ini kita juga mau dijajah dengan obat-obatan bikinan mereka,” ungkapnya.
“Saatnya kita melawan, melalui Jamu Pancasila kita buktikan pada dunia dan Negara-negara lain, saatnya mereka butuh kepada kita melalui Jamu Pancasila, yang bersumber dari kekayaan Alam Nusantara,” tegas Tom.
Dia pun menjelaskan, saat ini seluruh rakyat Indonesia sangat membutuhkan Suradi karena saat ini banyak negara berlomba-lomba mencari vaksin penangkal Covid-19 yang belum juga ditemukan.
“Jadi, herbal temuan Jenderal Suradi juga akan sangat bermanfaat terhadap pulihnya kehidupan sosial ekonomi masyarakat,” jelas Tom menambahkan.
Untuk diketahui, sebelumnya, Dr Suradi mengungkapkan, ramuan herbal anti Covid-19 itu sudah diujicoba langsung terhadap pasien-pasien penderita corona maupun yang bergejala Covid-19 atau orang dalam pemantauan (ODP) di sejumlah rumah sakit.
“Yang minum ini positif Corona sudah mengakui dan saya pantau semuanya berhasil dan sembuh,” ujar Dr Suradi kepada wartawan, Senin (27/4/2020) lalu.
Dr Suradi juga menegaskan, bahwa obat herbal miliknya terbuat dari bahan-bahan alami sehingga aman dikonsumsi semua usia.
“Semua bahannya dari herbal, ada satu persen yang rahasia. Masa expirednya lima tahun. Jadi ini herbal. Bayi, anak kecil, ibu hamil dan menyusui, orang tua nggak apa-apa mengkonsumsi,” paparnya.
Dia juga mengaku telah memberikan ramuan ini kepada paramedis, anggota TNI-Polri hingga pejabat daerah.
“Satu pun yang saya obati nggak ada yang nggak sembuh. Secara fisik, saya sendiri dan keluarga setelah mengonsumsi, saya ketemu orang positif pun saya salaman nggak nular. Sampai sekarang sehat,” kata Dr Suradi.
“Saya udah ketemu orang positif (Corona) bukan sepuluh kali, ratusan kali. saya datangi. Orang sibuk takut kena Corona, saya sibuk nyari orang Corona. Saya nemuin orang Corona sampai di luar Jawa juga, saya obati (pake herbal ini) dan sembuh semua. Satu pun belum ada yang nggak sembuh,” sambungnya menegaskan.
Bahkan, menurut Dr Suradi, ramuan ini selain mampu memberi kesembuhan terhadap orang yang positif COVID-19, juga bisa digunakan untuk pencegahan dengan cara diminum dan disemprotkan ke udara. (*/Industri.co.id)