Loading...
Loading...
Pelantikan Robinsar IRT Sankyu

Angka Penyakit di Lebak Meningkat Bikin Masyarakat Cemas, Pemkab Diminta Gesit Bertindak

Posco PLN Sankyu Pelantikan

 

LEBAK – Kabupaten Lebak, Banten, sedang menghadapi tantangan serius dalam sektor kesehatan di tahun 2024.

Berdasarkan data yang dihimpun angka penyakit tidak menular (PTM), seperti hipertensi, diabetes, dan penyakit jantung, terus meningkat.

Masyarakat di kabupaten ini kini menghadapi kenyataan bahwa kesadaran tentang pentingnya gaya hidup sehat masih rendah, sementara akses ke layanan kesehatan tetap terbatas, terutama di wilayah pedesaan.

Berdasarkan data dari berbagai sumber angka kasus hipertensi pada tahun 2024 mencapai lebih dari 30 persen dari total populasi dewasa di kabupaten tersebut, sementara diabetes mencatatkan angka sekitar 12 persen.

Lebak Dewan PDIP Pelantikan

Penyakit jantung juga semakin banyak ditemukan, terutama pada mereka yang berusia di atas 40 tahun.

Dari data yang ada, hampir 40 persen penderita hipertensi tidak menyadari kondisi mereka, karena tidak melakukan pemeriksaan rutin.

“Penyakit tidak menular seperti hipertensi dan diabetes terus meningkat. Hal ini sejalan dengan pola makan yang tidak sehat, kurangnya aktivitas fisik, serta faktor genetik yang ada pada masyarakat,” ujar Dr. Ali Syarif, seorang pengamat kesehatan yang berfokus pada daerah Banten kepada Fakta Banten, Kamis (30/1/2025).

Masalah terbesar yang dihadapi Kabupaten Lebak bukan hanya angka penyakit yang meningkat, tetapi juga kurangnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pola hidup sehat.

Banyak masyarakat yang baru melakukan pemeriksaan kesehatan setelah gejala mulai muncul, bukan secara rutin.

Hal ini disampaikan oleh beberapa warga Lebak yang merasa bahwa mereka tidak mendapatkan edukasi yang cukup mengenai bahaya penyakit tidak menular.

Dewi (38), seorang ibu rumah tangga yang tinggal di Rangkasbitung mengungkapkan bahwa ia baru mengetahui ia menderita diabetes setelah merasa gejala seperti sering haus dan lemas.

“Saya tidak tahu sebelumnya, baru setelah diperiksa, saya tahu kalau saya diabetes. Padahal, kalau saya rutin periksa, mungkin bisa lebih cepat diketahui,” terangnya.

Bukan hanya itu, gaya hidup tidak sehat juga jadi sorotan. Konsumsi makanan tinggi lemak, kurangnya olahraga, dan kebiasaan merokok membuat sebagian besar penduduk Lebak berisiko tinggi terhadap PTM.

Terlebih, di daerah-daerah pedesaan, pola makan tidak sehat masih dianggap normal dan belum banyak yang peduli dengan dampaknya.

Meski Lebak telah memiliki beberapa fasilitas kesehatan, kesenjangan akses di wilayah pedesaan masih sangat terasa.

Pelantikan Andra Hasbi Rifky

Banyak desa yang harus menempuh jarak jauh ke puskesmas atau rumah sakit terdekat, yang terkadang membuat penanganan medis menjadi terlambat.

Masyarakat di pedesaan pun mengeluhkan minimnya tenaga medis dan fasilitas kesehatan yang memadai.

Rudi (52), seorang warga dari Kecamatan Bayah, mengungkapkan bahwa jika seseorang di desanya sakit, sering kali harus menunggu lama sebelum mendapatkan pengobatan yang memadai.

“Puskesmas jauh, kadang harus menunggu lama atau tidak ada dokter yang tersedia. Jika sakit serius, terpaksa pergi ke rumah sakit di kota,” katanya.

Selain penyakit fisik, Kabupaten Lebak juga menghadapi lonjakan kasus gangguan kesehatan mental.

Berdasarkan data yang diperoleh dari rumah sakit setempat, penderita gangguan mental, seperti kecemasan, depresi, dan stres, juga mengalami peningkatan yang signifikan pada tahun 2024.

Faktor penyebabnya berkaitan erat dengan masalah ekonomi, tekanan sosial, dan kekurangan dukungan psikologis di masyarakat.

Kesehatan mental di kalangan remaja dan dewasa muda, khususnya yang tinggal di daerah terpencil, menjadi perhatian besar.

Meski demikian, belum ada upaya signifikan dari pemerintah daerah untuk mengatasi masalah ini secara terstruktur.

Sebagian besar masyarakat Lebak mengharapkan adanya perbaikan dalam akses layanan kesehatan, khususnya bagi mereka yang tinggal di daerah-daerah terpencil.

Mereka juga meminta adanya edukasi lebih luas mengenai pentingnya deteksi dini dan pola hidup sehat.

Penyuluhan tentang bahaya penyakit tidak menular dan pentingnya menjaga kesehatan mental seharusnya dilakukan lebih sering, mengingat jumlah penderita semakin bertambah.

“Saya berharap pemerintah lebih aktif lagi memberikan penyuluhan dan juga mempermudah akses ke puskesmas atau rumah sakit. Jika kami tahu lebih banyak tentang penyakit dan pencegahannya, tentu kami bisa lebih waspada,” ungkap Edi (45), seorang warga Lebak yang juga memiliki riwayat hipertensi.

Masyarakat berharap agar tahun 2025 menjadi titik balik untuk perubahan yang lebih baik dalam sektor kesehatan, dengan langkah-langkah nyata yang mengutamakan kesejahteraan dan kesehatan mereka.

Tahun 2025 membawa tantangan besar bagi Kabupaten Lebak dalam hal kesehatan.

Dengan meningkatnya angka penyakit tidak menular, gangguan kesehatan mental, serta kesenjangan akses layanan kesehatan di pedesaan, masyarakat berharap ada tindakan nyata yang bisa mengatasi masalah ini.

Meningkatkan kesadaran masyarakat dan memperbaiki fasilitas kesehatan di daerah terpencil bisa menjadi langkah penting menuju kehidupan yang lebih sehat di masa depan. (*/Sahrul).

Bank Banten Pelantikan
DPRD Banten Pelantikan Gubernur
HIPMI Korpri Lebak Pelantikan
WhatsApp us
WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien
Close