Banjir Dulu Tak Separah Ini! Warga Lebak Menduga Gorong-Gorong Tol Serpan Jadi Biang Keladi
LEBAK -Puluhan hektare lahan persawahan di Kecamatan Cikulur dan Cibadak, Kabupaten Lebak, Banten, kembali terendam banjir.
Yang menjadi sorotan, genangan kali ini dinilai lebih parah dibanding sebelumnya.
Sejumlah warga menduga, sistem drainase proyek Tol Serang–Panimbang (Serpan) berkontribusi terhadap kondisi tersebut.
Salah satu petani yang terdampak, Rus (54), warga Kampung Sadang, Desa Sukadaya, menyampaikan bahwa saluran air yang semestinya mengalir lancar menuju pembuangan justru tersumbat di area gorong-gorong jalan tol.
Akibatnya, air tergenang di lahan sawah dan membuat tanaman padinya mulai membusuk.
“Dulu memang pernah banjir, tapi cepat surut. Sekarang lebih parah dan lebih lama surutnya sejak ada tol itu,” kata Rus, Kamis (7/8/2025).
Ia menambahkan, kerugian yang dialami bersama petani lain bisa mencapai puluhan juta rupiah karena gagal panen.
Berdasarkan pengamatannya, usia tanam padi di wilayah tersebut rata-rata sudah memasuki bulan ketiga, seharusnya sudah mendekati masa berbuah.
Namun, akibat terendam air secara terus-menerus, banyak tanaman yang rusak dan tidak bisa diselamatkan.
“Baru dipupuk, hujan sebentar, banjir lagi. Tenggelam terus. Capek, Pak. Boro-boro panen, lihat aja padinya udah enggak kelihatan, yang ada cuma air,” keluhnya.
Rus juga menyebut telah melaporkan persoalan ini melalui perangkat desa.
Ia mengaku meminta bantuan Khotib, salah satu staf desa, untuk menyampaikan keluhan ke kepala desa agar diteruskan ke pihak pengelola tol. Namun, hingga kini, belum ada tindak lanjut atau perbaikan berarti.
“Pak Khotib bilang sudah dua kali laporan ke pak lurah, tapi katanya belum ada respons dari pihak tol. Kami jadi bingung harus ke mana lagi mengadu,” tambahnya.
Hingga berita ini ditayangkan, belum ada pernyataan resmi dari pihak PT Wijaya Karya (WIKA) selaku pelaksana proyek Tol Serpan.
Sementara itu, sejumlah warga berharap adanya dialog terbuka antara pengelola proyek tol dengan perwakilan petani dan pemerintah setempat.
Tujuannya, agar ada solusi konkret terkait banjir yang diduga dipicu oleh buruknya sistem drainase di sekitar tol. (*/Sahrul).

