Bedah Buku Antologi Puisi Multatuli; 203 Judul dari 142 Penyair

Bawaslu Cilegon Stop Politik Uang

LEBAK – Bedah Buku Antologi Puisi merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam ajang Festival Seni Multatuli 2018 yang diselenggarakan di Museum Multatuli Rangkasbitung, Lebak, Banten, Kamis malam (6/9/2013).

Wakil Bupati Lebak, H. Ade Sumardi yang hadir di acara tersebut didaulat untuk membacakan pusisi karya salah satu peserta lomba puisi yang dihimpun dalam buku Antologi Puisi.

Wabup Lebak juga mengapresiasi para kurator yang sudah berhasil menghimpun puisi kedalam buku Antologi Puisi ini, terutama kepada penyair Toto St Radik dan Sastrawan sekaligus akademisi Firman Venayaksa.

“Tentu tidak mudah menentukan puisi mana yang lolos kurasi hingga dapat diikutsertakan dalam Antologi Puisi yang bertemakan Multatuli ini,” ujarnya.

Wabup mengatakan bahwa apreseasi yang diberikan tentu saja bukan tanpa alasan, karena banyaknya puisi yang diterima panitia sehingga diperlukan pengamatan dan seleksi ekstra ketat.

Advert

“Ini adalah bukti bahwa Multatuli mampu menginspirasi keragaman puisi bagi pegiat sastra di negeri ini,” tambahnya.

KPU Cilegon Coblos

Wabup menambahkan, puisi yang terhimpun dalam buku ini, seluruhnya bertemakan Multatuli, dalam buku setebal 350 halaman ini, terdapat kumpulan puisi hasil kurator panitia dari tanggal 11 – 14 Agustus 2018 lalu, sebanyak 920 judul puisi masuk ke meja panitia, hingga akhirnya terjaring naskah sebanyak 203 judul dari 142 penyari terpilih dari seluruh nusantara.

“Untuk diketahui, Festival Seni Multatuli merupakan program Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementeriaan Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, yang digelar dari tanggal 6 – 9 Setember 2018 di Rangkabitung,” tambahnya.

Sementara itu, Dirjen Kebudayaan Kemendikbud RI, DR. Hilmar Farid, PhD dalam memoarnya mengatakan, bahwa tingginya jumlah penyair yang mengirimkan sajaknya merespon Multatuli memperlihatkan betapa tingginya minat para penyair Indonesia dalam menggali khazanah pengalaman bangsa terjajah serta pegulatannya untuk tampil meretas belenggu kolonialisme dan feodalisme.

“Saya memberikan apreseasi setinggi-tingginya kepada para partisipan,” kata Hilmar.

Hilmar berharap buku Antologi Puisi ini dapat menimbulkan kesadaran bersama untuk menulis sejarah dan menghadirkannya dalam karya sastra. (*/sandi)

[socialpoll id=”2513964″]

PUPR Banten Infografis
WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien