BPK Wilayah VIII Banten Gelar Kegiatan Telusur Jejak Kota dan Sejarah di Rangkasbitung

Hut bhayangkara

 

LEBAK – Balai Pelestarian Kebudayaan wilayah VIII (BPK) Provinsi Banten, menggelar kegiatan telusur jejak kota dan sejarah yang dinamakan indies pedestrian, bertempat di Museum Multatuli Alun -Alun kota Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Sabtu (23/9/2023).

Ketua Panitia Pelaksana kegiatan indies pedestrian, Ginandar mengatakan, kegiatan ini digelar guna memperkenalkan sejarah dan keindahan bangunan cagar budaya peninggalan zaman penjajahan kolonialisme yang masih kokoh berdiri di Kota Rangkasbitung kepada anak anak muda agar bisa memahami dan mengetahui tentang bangunan bangunan bersejarah tersebut.

“Kegiatan ini dilaksanakan sehari penuh dengan rangkaian acara yang cukup padat. Diantaranya ialah telusur Kota Rangkasbitung, diskusi sejarah, sharing informasi dan ditutup dengan bermalam di Museum Multatuli,” kata Ginandar pada saat diwawancarai Fakta Banten di lokasi kegiatan.

Kata dia, dalam kegiatan ini para peserta diajak untuk menelusuri jalan protokol di Kota Rangkasbitung, sembari diperkenalkan mengenai sejarah bangunan yang berada di sekitaran jalan tersebut.

Loading...

“Total bangunan yang masuk dalam rute kegiatan indies pedestrian ini berjumlah 17 gedung bersejarah,” ujarnya.

Dijelaskannya, untuk gedung-gedung bersejarah tersebut diantaranya, eks Kewedanaan Rangkasbitung, kantor DPRD Kabupaten Lebak, rumah dinas Bupati Lebak, eks rumah dinas asisten residen, Holland Inlandsche School atau yang sekarang dinamai SMPN 1 Rangkasbitung, Gereja Santa Maria tak bernoda, Gereja Kristen Pasundan, eks rumah pegawai PJKA, gedung pasturan, eks fabricken mix oil, kantor PLN Rayon Rangkasbitung, eks rumah Raden Demang Sastrawiguna, rumah dinas Kapolres Lebak, rumah Soetadisastra, water toren Rangkasbitung, bekas kantor Pengadilan Negeri Rangkasbitung, dan yang terakhir Kewadanaan Rangkasbitung.

“Para peserta selain kami ajak untuk menelusuri bangunan bersejarah. Namun, para peserta pun dibekali literatur dan bahan informasi mengenai sejarah gedung-gedung yang ada di Kota Rangkasbitung,” jelasnya.

Sementara itu, Teguh setiawan selaku pemerhati sejarah mengatakan, bahwa kegiatan indies pedestrian ini merupakan kegiatan yang sangat bermanfaat dalam mengenalkan sejarah bangunan cagar budaya yang ada di Kota Rangkasbitung.

“Saya menyambut baik dan mengapresiasi positif kegiatan indies pedestrian ini, konsep kegiatannya sangat bagus dan kreatif sehingga para peserta bisa mengenal sejarah Kota Rangkasbitung. Saya berharap kegiatan ini bisa secara berkelanjutan dilaksanakan agar generasi muda bisa selalu mengenal sejarah daerahnya,” pungkasnya. (*/Yod/Aji)

Ks rc
WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien