LEBAK – Rapat Koordinasi Nasional pengendalian inflasi tahun 2017 bertema mempercepat pembenahan efisiensi tata niaga pangan melalui penguatan infrastruktur dan pemanfaatan teknologi digital untuk kesejahteraan rakyat. Tema ini diangkat dengan kesadaran bersama bahwa di tengah realisasi inflasi tahun 2016 yang sangat baik yaitu di level 3,02 %.
Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya saat menghadiri Rakornas yang dibuka oleh Presiden RI Jokowidodo di Hotel Grand Sahid, Jakarta Rabu 27 Juli 2017 mengatakan Sebagaimana Gubernur Bank Indonesia pada tahun 2015 inflasi Indonesia berada di angka 3,35%. Kemudian, di 2016 3,02% dan di kuartal satu berada pada angka kisaran 4%. Artinya Negara Indonesia sudah mulai masuk dalam rendah inflansi.
“Ya yang harus dilakukan adalah agar Pemerintah Pusat maupun daerah terus berupaya untuk menekan inflasi yang rendah dan stabil agar daya beli masyarakat tetap terjaga sehingga ekonomi masyarakat akan meningkat,” katanya.
Sejauh ini Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya juga terus berupaya dalam menekan angka inflasi terutama pada hari besar keagamaan.
“Pemkab Lebak telah berupaya untuk mengimbangi itu semua, misalnya, melakukan pasar murah yang digelar selama bulan Ramadhan yang tersebar di seluruh kecamatan. Hal ini kami lakukan sebagai upaya untuk menekan kenaikan harga saat menjelang lebaran yang disebut inflasi musiman,” ungkapnya.
Salah satu tantangan yang mengemuka adalah masih rentannya perilaku harga produk pangan di Indonesia yang lebih banyak dipengaruhi dari sisi pasokan, diantaranya kondisi cuaca, infrastruktur, tata niaga produk pangan dan ekspestasi kenaikan harga.
Inflasi bisa diartikan dengan meningkatnya harga-harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus, kenaikan harga dari satu-dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali kenaikan itu meluas atau mengakibatkan kenaikan harga barang lainnya. (*)
