Camat Gunung Kencana Baper Saat Disindir Soal Sampah, Aktivis Sebut Tidak Pantas
LEBAK – Diketahui sebelumnya seorang Pendamping Desa (PD) Kecamatan Gunung Kencana melakukan tugas dan telah sesuai dengan fungsinya sebagai pendamping dengan cara mengirim photo dan statement ajakan melalui WA Group Perangkat Desa Se-Gunung Kencana.
Dimana dalam statement tersebut berisikan ajakan untuk menjaga lingkungan, membuang sampah pada tempatnya dan photo yang dikirimkan adalah photo kegiatan dari tahun ke tahun tentang pelaksanaan gotong royong, untuk membersihkan sampah dan menjaga lingkungan.
Namun karena sebelumnya ramai dibincangkan oleh warga terkait sampah yang berserakan di pinggir jalan lintas Gunung Kencana yang padahal sudah disediakan bak sampah.
Namun sangat disayangkan respon Camat di WA Group kurang mengenakkan dan sangat tidak pantas disampaikan, pasalnya respon camat lebih kepada bentuk ketidaksukaan karena dalam photo tersebut ada Camat sebelumnya (yang sekarang menjabat sebagai Kepala Dinas Peternakan).
Respon chat tersebut berupa MAKSUDNYA APA INI EMANG PENDAMPING TUGASNYA APA, IKUT BERSIH2 NGGAK KOK GAADA FOTONYA (dengan huruf kapital) setelah itu camat keluar WA group.
Usep Ridwan Allais, sebagai inisiator Aliansi Organisasi Se-Gunung Kencana, menyesalkan sikap camat yang Baper tersebut.
“Tindakan itu sangat memalukan respon yang dikeluarkan oleh seorang camat dalam WA group tersebut, seharusnya sebagai seorang pimpinan dan kepanjangan tangan Bupati Lebak harus bisa memberikan contoh yang baik,” kata Usep kepada Faktabanten.co.id, Selasa (27/7/2021).
Usep menambahkan tidak sepantasnya Camat bersikap seperti itu di grup WA karena banyak juga di dalamnya perangkat Desa Se-Gunung Kencana sangat tidak mencerminkan sosok seorang pemimpin.
Diketahui dari kronologisnya setelah camat keluar dari WA group, ternyata langsung chat personal kepada pendamping Desa tersebut dan sangat disayangkan ini lebih parah diluar apa yang dipikirkan, dalam isi chatt personal tersebut camat ternyata masih membawa perasaan dan keluar bahasa “maksudna naon ieu kirim-kirim gambar ngebanding-ngebanding. BAGUS, JALANKAN AJA TUGASNYA MASING-MASING. PEMERINTAH DIMANA2 GE PENGEN SEMUA BERJALAN BAGUS INDAH TERTIB. UPAYA SUDAH PROBLEM BANYAK, YANG PENTING BERPROSES SEMUA.. KALO NGGK SUKA DGN SAYA LAPOR BUPATI BOS. SY KERJA PAKE SK BUPATI” (dengan menggunakan huruf kapital).
“Pendamping desa tersebut pun sudah menjelaskan maksud dan tujuannya dan menjawab pertanyaan camat terkait tugas pendamping sekaligus mengirim photo pendamping desa ikut bersih-bersih, karena memang itu tidak ada sedikitpun maksud untuk menyinggung atau membanding-bandingkan. Karena photo yang ada terkait gotong royong ya memang itu adanya sesuai dengan tugas dan fungsi pendamping dan itu real dilakukan dari tahun ke tahun,” terang Usep
“Sudah seharusnya camat tidak seperti itu, masa iya bawa perasaan. Harusnya termotivasi, oh ternyata Gunung Kencana kompak dalam gotong royong kenapa tidak camat membuat agenda gotong royong setelah melihat ajakan dari pendamping atau mungkin camat punya cara lain dalam menggerakan masyarakat Gunung Kencana untuk menjaga lingkungan dan membuang sampah tidak sembarangan,” jelas Usep.
“Itu baru sosok seorang pemimpin yang patut kita contoh dan jadikan suri tauladan, jangan ini malah menonjolkan sikap ketidakdewasaannya, sangat memalukan,” tutur Usep.
“Lebih parahnya lagi, karena Pendamping Desa tersebut tidak merasa enak hati dengan respon camat seperti itu. Pendamping Desa langsung menelpon dan meminta untuk menghadap ke kantor tujuannya untuk menjelaskan semuanya, Namun camat menolak dengan bahasa UDAH GAUSAH dan keluar bahasa lebih tidak pantas diucapkan SAYA MH UMUR NGORA KENAH, SIAP BUKA BAJU GEH dengan arti dalam bahasa indonesia saya masih umur muda dan siap untuk membuka baju, bahasa tersebut dirasa sangat tidak mencerminkan seorang camat sampai-sampai emosinya tidak terkendalikan,” tukas Usep.
Usep berharap Bupati Lebak harus mengevaluasi dan memberikan peringatan, agar kejadian ini tidak terulang kembali. Karena sangat memalukan sebagai seorang pejabat pemerintahan apalagi kepanjangan dari Bupati.
“Camat harus meminta maaf atas kejadian tersebut dan harus lebih dewasa dalam menjalankan tugas sebagai pimpinan di tingkatan Kecamatan,” tandas Usep. (*/Eza YF).