Debat Pilkada Lebak 2024; Atasi Pernikahan Dini, Cabup Dede Supriyadi Usulkan Sekolah Ini
LEBAK – Dalam debat kandidat Bupati dan Wakil Bupati Lebak 2024, isu pernikahan dini sempat menjadi sub tema bahan perdebatan.
Calon Bupati (Cabup) nomor urut 02, Dede Supriyadi, mengusulkan pendidikan seks bagi remaja sebagai langkah untuk mencegah pernikahan dini dan melindungi hak-hak perempuan, anak, serta kelompok rentan.
“Kita perlu mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menikah di usia yang matang. Pendidikan seks bagi remaja sangat penting agar mereka memahami usia yang tepat untuk menikah. Sayangnya, pendidikan seks masih dianggap tabu di masyarakat kita, padahal ini dapat memberi pemahaman tentang pentingnya kedewasaan dalam pernikahan,” ujar Dede dalam debat pertama Pilkada Lebak 2024 yang berlangsung pada Jumat (25/10/2024).
Menurut Dede, melalui program andalannya, yaitu ‘Satu Rumah Satu Sarjana,’sebagai cara meningkatkan kesejahteraan dan pendidikan masyarakat, sekaligus bisa menekan angka pernikahan dini.
“Program ‘Satu Rumah Satu Sarjana’ bertujuan untuk meningkatkan pendidikan masyarakat. Dengan pendidikan yang lebih baik, kita dapat menghindari pernikahan dini,” tambahnya.
Menanggapi hal itu, Cabup nomor urut 01, Hasbi Asyidiki Jayabaya, mengatakan pentingnya memahami akar masalah pernikahan dini, yang menurutnya berkaitan dengan rendahnya akses pendidikan dan pekerjaan.
“Kita sebagai calon pemimpin harus mengetahui akar masalah terjadinya pernikahan dini. Penyebab utamanya adalah kurangnya lapangan pekerjaan dan tingginya angka putus sekolah. Oleh karena itu, prioritas kami adalah meningkatkan infrastruktur pendidikan dan membuat pendidikan lebih terjangkau,” papar Hasbi.
Menurut Hasbi, dengan adanya pekerjaan dan pendidikan yang memadai, angka pernikahan dini bisa ditekan.
“Ketika mereka punya pekerjaan dan akses pendidikan, serta mendapatkan pengetahuan terkait seks, mereka akan lebih sadar tentang risiko menikah dini,” lanjutnya.
Sementara itu, Pasangan calon nomor urut 03, Sanuji, turut menyampaikan pandangannya dengan menambahkan pentingnya program pra-nikah untuk pemuda.
“Sekolah pra-nikah akan sangat bermanfaat bagi para pemuda yang akan menikah,” ujar Sanuji.
“Dulu kita juga punya dasawisma, program yang berfungsi sebagai mentor untuk membimbing keluarga agar menjadi keluarga yang bahagia. Program ini penting untuk kita aktifkan kembali,” katanya.
Sanuji juga menyoroti rendahnya Indeks Pembangunan Gender di Kabupaten Lebak, yang menunjukkan ketimpangan dalam keterlibatan perempuan.
“Indeks Pembangunan Gender kita hanya 0,4, jadi masih tidak seimbang. Ke depannya, kita harus meningkatkan peran perempuan dalam segala aspek pembangunan,” tutupnya.(*/Nandi)