Loading...

IRT di Lebak Meninggal Usai Digigit Ular, Minimnya Serum Anti-Bisa di Puskesmas Tuai Kritikan

KPU Kab. Serang PSU

 

LEBAK – Seorang ibu rumah tangga (IRT) bernama Omih (38), warga Desa Cibungur, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, meninggal dunia setelah digigit ular berbisa saat bekerja di sawah pada Rabu (26/2/2025).

Kematian tragis ini memicu sorotan tajam dari masyarakat dan mahasiswa Lebak, terutama terkait minimnya ketersediaan serum anti-bisa di fasilitas kesehatan terdekat.

Ketua Umum Kumala Perwakilan Rangkasbitung, Idham Munfariz Hakim, turut menyoroti kejadian ini.

Ia menilai bahwa insiden ini seharusnya tidak terjadi jika fasilitas kesehatan di Lebak lebih siap menangani kasus darurat seperti ini.

Berdasarkan keterangan keluarga, Omih sempat dilarikan ke Puskesmas Leuwidamar untuk mendapatkan pertolongan medis. Namun, pihak puskesmas menyatakan tidak memiliki stok serum anti-bisa yang dibutuhkan.

Keluarga kemudian berupaya mencari serum ke Puskesmas Kecamatan Bojongmanik, tetapi sayangnya, nyawa Omih tidak tertolong.

“Kejadiannya sekitar pukul 10 pagi. Kami bawa korban ke Puskesmas Leuwidamar, tapi setelah menunggu sekitar 20 menit, korban meninggal dunia,” ujar Herman, kerabat korban yang juga mantan Kepala Desa Cibungur, kepada awak media.

Peristiwa ini kembali menyoroti lemahnya fasilitas kesehatan di Kabupaten Lebak, terutama di daerah pelosok.

Minimnya stok obat-obatan dan peralatan medis, termasuk serum anti-bisa, dinilai sebagai bentuk kurangnya perhatian pemerintah terhadap layanan kesehatan dasar.

Idham mendesak Dinas Kesehatan (Dinkes) untuk segera mengambil langkah konkret dalam meningkatkan pelayanan kesehatan di tingkat puskesmas.

“Ini harus menjadi perhatian serius. Jangan sampai ada lagi nyawa yang melayang hanya karena keterbatasan fasilitas medis. Dinkes harus memastikan setiap puskesmas memiliki stok serum anti-bisa, terutama di daerah yang rawan gigitan ular,” tegasnya.

Ia berharap DPRD Lebak turut mengawal dan mendorong pemerintah daerah agar meningkatkan ketersediaan fasilitas medis, terutama di puskesmas yang berada di wilayah terpencil.

“Kami meminta DPRD Lebak untuk benar-benar memperjuangkan ketersediaan serum anti-bisa di seluruh puskesmas. Jangan sampai masyarakat terus menjadi korban akibat keterbatasan layanan kesehatan,” terang Idham.

Kejadian ini menjadi pengingat bagi pemerintah daerah untuk lebih serius dalam memperbaiki sistem pelayanan kesehatan, agar tidak ada lagi korban yang kehilangan nyawa karena keterbatasan fasilitas medis. (*/Sahrul).

WhatsApp us
WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien