LEBAK – Keluarga Mahasiswa Lebak (KUMALA) mendesak aparat penegak hukum untuk segera mengambil langkah tegas terhadap maraknya aktivitas tambang emas diduga ilegal di wilayah Cilograng, Kabupaten Lebak.
Mereka menilai praktik ini tak hanya diduga melanggar hukum, tetapi juga mengancam kelestarian lingkungan dan masa depan pembangunan desa.
Koordinator Umum KUMALA, Rohimin, menilai kondisi ini sudah sangat mengkhawatirkan. Ia menuding pemerintah terlalu lambat dalam merespons kerusakan ekologis yang disebabkan oleh praktik tambang diduga tanpa izin di Blok Cileungsir, Desa Cikamunding.
“Kalau pembiaran ini terus terjadi, artinya negara gagal melindungi hak dasar rakyat atas lingkungan yang aman dan sehat,” tegas Rohimin, Sabtu (26/4/2025).
Menurutnya, kegiatan tambang emas ilegal yang menggunakan teknik tradisional gulundung dan bahan kimia seperti merkuri tidak hanya merusak tanah dan air, tapi juga menjadi ancaman jangka panjang bagi generasi muda desa.
Ia juga mengkritisi lemahnya pengawasan dan tindak lanjut dari pihak-pihak berwenang. Padahal, lanjut Rohimin, operasi gabungan penertiban pernah dilakukan tahun lalu oleh aparat gabungan, namun tidak berlanjut dan tambang tetap beroperasi hingga kini.
“Kami dari KUMALA mendukung penuh aspirasi warga. Jangan sampai pembangunan PLTMH dan infrastruktur desa mandek hanya karena kepentingan oknum penambang ilegal,” katanya.
Rohimin mengaku pihaknya telah menerima berbagai laporan dan keluhan dari warga yang khawatir akan keselamatan lingkungan serta rusaknya akses jalan desa akibat aktivitas tambang tersebut.
KUMALA menyerukan agar seluruh pihak, terutama aparat hukum dan pemangku kebijakan daerah, tidak lagi tutup mata terhadap situasi ini.
Mereka menegaskan bahwa penegakan hukum harus berjalan tanpa kompromi untuk menjaga hak rakyat dan keberlanjutan desa. (*/Sahrul).
