LEBAK – Saat terik matahari baru bersinar pada Minggu (9/2/2025), ratusan pemuda Desa Kerta sudah berkumpul di depan kantor desa.
Dengan semangat membara, mereka membawa spanduk dan menggelar orasi, menuntut Kepala Desa Kerta untuk mundur dari jabatannya.
Hal itu terjadi karena imbas dari dugaan Kepala Desa memiliki senjata api, dan diduga tersandung narkoba.
Bukan pertama kalinya aksi seperti ini terjadi. Sebelumnya, masyarakat sudah menyuarakan ketidakpuasan mereka dengan menggelar demonstrasi dan menutup kantor desa.
Namun, karena tidak ada tindak lanjut dari pemerintah, protes kali ini kembali digelar dengan jumlah massa yang lebih besar.
“Kami tidak ingin dipimpin oleh sosok yang sudah tidak mendapat kepercayaan warga. Kami ingin perubahan,” kata Andri salah satu pemuda setempat, pada Selasa (11/2/2025).
Waktu itu, para pemuda berjalan beriringan di sepanjang jalan desa, menyampaikan aspirasi dengan damai. Beberapa di antara mereka membakar ban sebagai simbol perlawanan.
Ketua Karang Taruna Desa Kerta, Renaldi Agustian, mengaku menerima aspirasi dari para pemuda dan menegaskan bahwa aksi ini dilakukan dengan tertib.
“Pemuda Desa Kerta ingin desa ini kembali kondusif. Kami melakukan aksi damai dan berharap pemerintah segera turun tangan,” ungkapnya.
Di tengah derasnya suara orasi pada aksi tersebut, seorang tokoh masyarakat kata Andri turut angkat bicara.
Ia berharap pemerintah daerah, khususnya Bupati Lebak dan Camat Banjarsari, segera memberikan solusi atas konflik yang terjadi agar tidak berlarut-larut.
Sementara itu, pemuda Desa Kerta, Reza sudah menyiapkan langkah lanjutan jika tuntutan mereka tidak direspons dalam waktu dekat.
Mereka berencana menggelar aksi yang lebih besar demi memperjuangkan aspirasi mereka.
“Ini bukan sekadar aksi protes, ini adalah perjuangan kami untuk masa depan desa,” ujarnya.
Kini, semua mata tertuju pada pemerintah daerah. Apakah mereka akan merespons tuntutan warga atau membiarkan konflik ini terus berlarut-larut. (*/Sahrul).
