Loading...
Loading...
Loading...

Warga Lebak Keluhkan Kelangkaan Gas Elpiji 3 Kg, Harga Melonjak Tajam

Dapatkan notifikasi lansung ke perangkat Anda, Klik Aktifkan

 

LEBAK – Awal Februari 2025, warga Kabupaten Lebak dihadapkan pada kesulitan mendapatkan gas elpiji 3 kilogram.

Sejumlah warung yang biasa menjual gas subsidi ini mulai kehabisan stok, memaksa warga mencari ke berbagai tempat dengan hasil yang nihil.

Di beberapa kecamatan, warga mengeluhkan bahwa gas yang biasanya tersedia dengan mudah kini menjadi barang langka. Jika pun ada, harga jualnya melambung tinggi di atas harga normal.

Wati (39), seorang ibu rumah tangga di Kecamatan Cibadak, mengaku sudah berkeliling ke beberapa warung namun tetap tidak menemukan gas elpiji.

“Biasanya di warung dekat rumah selalu ada, tapi sekarang kosong. Saya sudah cari ke tiga tempat lain, tetap tidak ada. Kalau pun ada di pengecer, harganya bisa sampai Rp 25 ribu – 30 ribu per tabung,” keluhnya, Minggu, (2/2/2025).

Senada dengan Wati, Asep (45), seorang pemilik warung makan di Rangkasbitung, juga mengalami kesulitan mendapatkan gas.

“Biasanya saya beli gas di warung langganan dengan harga normal. Sekarang, saya harus mencari ke luar kampung dan tetap susah. Kalau begini terus, usaha kecil seperti kami bisa terganggu,” ujarnya.

Salah satu pemilik warung di Kecamatan Cibadak, Yanto (50), mengaku sudah empat hari tidak mendapatkan pasokan gas elpiji 3 kilogram dari agen.

“Biasanya ada pengiriman rutin, tapi sekarang kosong. Saya tidak tahu apa penyebabnya. Warga banyak yang datang menanyakan, tapi saya sendiri tidak bisa berbuat apa-apa,” katanya.

Karena stok yang terbatas, harga gas di tingkat pengecer naik drastis. Dari harga normal sekitar Rp 19 ribu – 22 ribu , kini warga harus merogoh kocek hingga Rp 25 ribu per tabung bahkan Rp 30 ribu.

“Saya terpaksa beli dengan harga tinggi di tempat lain, karena kalau tidak, dapur di rumah tidak bisa ngebul,” ujar Hasan (52), warga Kecamatan Maja.

Kelangkaan gas elpiji ini membuat warga berharap ada langkah cepat untuk mengatasi masalah distribusi.

Mereka khawatir jika kondisi ini dibiarkan berlarut-larut, harga akan semakin tidak terkendali dan makin membebani masyarakat kecil.

“Kami harap ada solusi dari pemerintah atau agen supaya distribusi gas bisa lancar lagi. Ini kebutuhan dasar, bukan barang mewah,” ujar Ani (37), warga Sajira. (*/Sahrul).

Loading...
WhatsApp us
WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien