Warga Lebak Minta Jembatan Gantung Ciwaru Kembali Dibangun
LEBAK – Sejumlah warga Kabupaten Lebak, Banten, meminta jembatan gantung Ciwaru yang putus akibat bencana banjir, Ahad (6/12/2020) kembali dibangun sehingga dapat menghubungkan antardesa di daerah itu.
“Kami berharap jembatan gantung itu dibangun, karena cukup vital untuk menghidupkan ekonomi warga setempat,” kata KH Adang Jajuli, seorang tokoh masyarakat Kabupaten Lebak, Kamis, (10/12/2020).
Jembatan gantung berlokasi di Desa Sangiangtanjung Kecamatan Kalanganyar Kabupaten Lebak mendunia, setelah dipublikasikan melalui foto LKBN Antara.
Jembatan tersebut pada 2012 putus dan anak-anak pergi ke sekolah dengan bergelantungan melintasi kawat yang sangat membahayakan.
Sebab, Sungai Ciberang saat itu tengah meluap dan terpanggil keprihatinan bagi warga Eropa yang melihat foto anak-anak tersebut.
Karena itu, jembatan Ciwaru yang identik dinamakan “Indiana Jones”mendapat perhatian luas, selain pemerintah daerah juga perusahaan BUMN untuk membangun semi permanen.
“Jembatan itu akhirnya dibangun oleh PT Krakatau Steel perusahaan BUMN melalui CSR,” katanya menjelaskan.
Ia mengatakan jembatan gantung Ciwaru kini kembali putus setelah dilanda banjir, sehingga warga tidak bisa melintasi jembatan tersebut.
Sebetulnya, kata dia, jembatan gantung itu menghubungkan antardesa di Kecamatan Kalanganyar dan Rangkasbitung.
Jembatan gantung tersebut, kata dia, setiap hari dilintasi hingga ratusan orang dan mereka mulai anak-anak sekolah juga pegawai dan pedagang.
“Kami berharap jembatan gantung sepanjang 400 meter bisa dioperasikan kembali,” katanya.
Begitu juga Yayat, seorang warga Sangiangtanjung, Kabupaten Lebak, meminta percepatan pembangunan jembatan gantung di atas Sungai Ciberang kembali dibangun untuk memperlancar akses lalu lintas menuju Desa Pasirtanjung Kecamatan Rangkasbitung.
“Kami berharap jembatan gantung itu dibangun kembali oleh pemerintah,” katanya.
Ia mengaku saat ini warga yang hendak menuju Rangkasbitung terpaksa menggunakan rakit bambu yang dibangun relawan Tagana Lebak sebagai alat penyeberangan.
Warga menggunakan rakit bambu tersebut dengan menarik kawat sehingga penyeberangan berjalan aman.
Namun, penggunaan rakit bambu tersebut tidak bisa dilakukan jika air Sungai Ciberang meluap.
“Kami tidak melintasi jembatan gantung itu untuk mempersingkat menuju Rangkasbitung dibandingkan jalan lain yang jarak tempuhnya mencapai 2,5 kilometer,” kata dia.
Sementara itu, Plt Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak Pebby Rezeki Pratama mengatakan pihaknya sudah melaporkan jembatan gantung Ciwaru yang putus akibat dilanda banjir.
“Kami berharap tahun depan bisa direalisasikan kembali pembangunan jembatan gantung itu,” katanya. (*/Antara)