Warga Lebak Terbuai Janji Penguasa, Realisasi Pembangunan Tak Kunjung Nyata

LEBAK – Harapan warga Kabupaten Lebak untuk kehidupan yang lebih baik masih menjadi angan-angan.
Berbagai janji yang disampaikan oleh para pemangku kebijakan tak kunjung terealisasi, meninggalkan kekecewaan yang mendalam di hati masyarakat.
Dari infrastruktur, kesejahteraan ekonomi, hingga pelayanan publik, banyak janji yang hanya berakhir sebagai wacana tanpa aksi nyata.
Salah satu permasalahan yang paling dirasakan warga adalah kondisi infrastruktur yang jauh dari harapan. Jalan-jalan utama di beberapa kecamatan masih dipenuhi lubang, bahkan di beberapa desa, akses jalan belum diaspal sama sekali.

Warga yang sudah lama dijanjikan perbaikan jalan merasa semakin pesimis.
“Setiap ada pemilihan, selalu dijanjikan perbaikan jalan, tapi sampai sekarang tetap saja rusak. Kalau hujan, jalanan jadi berlumpur, kalau kemarau debunya bikin sesak napas,” ujar Andi (40), warga Kecamatan Cijaku, Lebak.
Janji perbaikan jalan memang kerap digaungkan dalam berbagai kampanye.
Namun, setelah pemimpin terpilih, realisasinya sering kali tertunda tanpa kejelasan.
Tak hanya infrastruktur, warga juga mengeluhkan janji bantuan ekonomi yang tidak kunjung terealisasi.
Banyak program bantuan usaha kecil dan bantuan sosial yang disebut akan memperbaiki perekonomian masyarakat, tetapi faktanya tidak semua warga mendapatkannya.
Rina (35), seorang pedagang kecil di Pasar Rangkasbitung, mengungkapkan bahwa dirinya sering mendengar janji pemerintah untuk memberikan bantuan modal bagi UMKM.
Namun, hingga saat ini, dirinya belum pernah menerima bantuan apa pun.
“Kami dijanjikan ada bantuan untuk usaha kecil, tapi nyatanya tidak semua dapat. Yang bisa dapat bantuan justru mereka yang punya koneksi, sementara kami yang benar-benar butuh malah tidak kebagian,” keluhnya.

Di sisi lain, harga kebutuhan pokok terus meningkat tanpa adanya kebijakan konkret yang membantu masyarakat kecil bertahan.
Situasi ini membuat banyak warga semakin merasakan dampak kesulitan ekonomi.
Pelayanan publik yang lamban juga menjadi sorotan masyarakat.
Mulai dari pengurusan administrasi kependudukan hingga layanan kesehatan, semuanya masih jauh dari harapan.
Heri (47), warga Kecamatan Maja, mengaku harus bolak-balik ke kantor desa dan kecamatan hanya untuk mengurus KTP yang seharusnya bisa selesai dalam beberapa hari.
“Katanya sekarang semuanya sudah digital dan lebih cepat, tapi nyatanya tetap saja ribet. Kadang harus datang berkali-kali karena sistem error atau petugasnya tidak ada di tempat,” ungkapnya dengan nada kecewa.
Pelayanan kesehatan pun masih menjadi persoalan, terutama bagi warga yang tinggal jauh dari pusat kota.
Banyak puskesmas yang kekurangan tenaga medis, sehingga warga harus menempuh perjalanan jauh untuk mendapatkan pengobatan yang memadai.
Meskipun kecewa, warga Lebak tetap berharap agar janji-janji yang selama ini disampaikan para pemimpin dapat segera diwujudkan.
Mereka menginginkan kebijakan yang benar-benar berpihak kepada rakyat kecil dan bukan sekadar janji manis saat menjelang pemilihan.
“Kami butuh bukti, bukan sekadar kata-kata. Kalau memang ada program untuk rakyat, harus benar-benar dijalankan dan tidak hanya sekadar jadi alat politik,” pungkas Heri.
Masyarakat kini semakin cerdas dalam menilai kinerja pemimpin.
Mereka tidak ingin terus terbuai oleh janji-janji yang tak pernah ditepati.
Kini, yang mereka butuhkan adalah tindakan nyata, bukan sekadar retorika yang hilang begitu saja setelah pesta politik usai.(*/Sahrul).
