Erick Tohir Minta Korupsi di BF Krakatau Steel Diusut, Untuk Keterbukaan ke Mitra Investor

KPU Cilegon Coblos

JAKARTA – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menegaskan akan menindaklanjuti adanya indikasi korupsi di PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) berkaitan dengan proses pembangunan pabrik blast furnace. Hal ini sejalan dengan proses restrukturisasi bertahap yang saat ini sedang dijalankan perusahaan.

Erick mengungkapkan jika memang korupsi ini benar terjadi, maka harus dipertanggungjawabkan oleh pihak yang pada saat itu terlibat.

“Kalau yang sebelum ini ada tindak pidana korupsi yang harus dipertanggungjawabkan kan. Jangan sampai direksi baru, komisaris baru terkena karena dibilang pembiaran. Sama juga di Krakatau Steel. Krakatau Steel sedang restrukturisasi sudah berjalan tahap 1, tahap 2 tapi yang masalah blast furnace harus ditindaklanjuti, kalau memang ada indikasi korupsi ya harus diselesaikan,” kata Erick di Telkomsel Smart Office, Kamis (30/9/2021).

Hal ini dilakukan dengan upaya yang tepat mengingat direksi perusahaan yang baru saat ini telah mengupayakan operasional perusahaan menjadi lebih baik. Setelah bertahun-tahun mencatatkan rugi, akhirnya bisa mencatatkan keuntungan, terlebih dalam mengambil kesempatan di tengah tingginya harga baja saat ini.

Penyelesaian ini juga diharapkan dapat dilakukan agar perusahaan lancar dalam melakukan prose bisnisnya ke depan.

Terlebih saat ini perusahaan tengah berupaya untuk kembali mengoperasikan fasilitas blast furnace dengan menggandeng investor baru.

“Karena kenapa, jangan nanti baru nanti mau berpartner baru ribut ini korupsi. Akhirnya partnernya, yang tadinya sudah semangat, berhenti,” imbuhnya.

Manajemen Krakatau Steel menyebutkan saat ini sudah mendapatkan solusi agar fasilitas atau pabrik blast furnace yang tadinya mangkrak bisa jadi produktif, setelah pabrik ini dihentikan produksinya pada akhir 2019 lalu.

Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim mengatakan bahwa perusahaan sudah memiliki dua calon mitra strategis, bahkan satu calon sudah menandatangani Memorandum of Agreement (MOA) terkait dengan rencana pengoperasian kembali fasilitas produksi yang memakan biaya investasi besar tersebut.

Satu mitra lagi sudah menyampaikan surat minat untuk bekerja sama dalam hal Blast Furnace. Artinya sudah ada solusi atas proyek Blast Furnace yang ditargetkan Kuartal III-2022 akan dioperasikan.

“Pengoperasian Blast Furnace nantinya akan menggunakan teknologi yang memaksimalkan bahan baku dalam negeri yaitu pasir besi. Penggunaan pasir besi ini akan menghemat biaya produksi dan menurunkan impor bahan baku dari luar negeri yaitu iron ore,” terangnya. (*/CNBC)

WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien