Fuad Bawazier: Sistem Politik Korup, Aktivis Hanya Bisa Jadi Adminstrator
JAKARTA – Kanigoro.com – Mantan menteri Keuangan Fuad Bawazier mengingatkan bahwa sistem politik saat ini sedemikian korup dan telah menjadikan para aktivis ormas Islam hanya dapat berkembang menjadi pekerja administrasi politik yang mudah dibeli, dijajah dan diperbudak oleh politik uang.
Padahal, menurut Fuad Bawazier, aktivis ormas Islam mestinya harus menjadi kader yang memimpin dan mengontrol ke depan dalam segala aspek kehidupan umat dan bangsa. “Inilah salah satu tantangan PII ke depan, tantangan semua ormas Islam, budaya poliik uang masif sekali berkembang.”.
Berbicara dalam resepsi Hari Bangkit (HARBA) ke-70 Pelajar Islam Indonesia (PII) di Gedong Djoang 45 Cikini, Kamis malam, (4/5), Fuad mengharapkan training-training PII ke depan harus dihidupkan dan tidak boleh putus serta dapat membekali pelajar/pemuda dengan semangat juang yang tinggi.
Menurutnya, saat ini sedang terjadi pengulangan sejarah seperti yang pernah ia rasakan waktu aktif di PII Tahun 65-an.
Pada tahun 65-an kelompok-kelompok Cina bekerjasama dengan PKI, kondisi seperti ini nampak bangkit kembali dengan munculnya sebutan kartel dagang 9 naga bekerjasama dengan sebuah partai jalur Peking. “Ini pengulangan sejarah tahun 65 dulu yang harus dikiritis”, ujar Fuad.
Fuad juga menegaskan, rusaknya situasi politik saat ini bermula dari amandemen UUD 45. UUD 45 sudah berubah dimana salah satunya presiden sekarang boleh bukan orang Indonesia lagi. “Umat Islam harus berusaha agar ketentuan tersebut dikembalikan seperti awalnya dengan kembali ke UUD 45 yang asli”. (*)
Sumber: Kanigoro.com