Gelar Silaturahmi Akbar di Gedung MPR, KH Embay Tegaskan Mathla’ul Anwar Tak Berpolitik Praktis
JAKARTA – Pengurus Besar Mathla’ul Anwar (PBMA) menggelar silaturahmi akbar dengan tajuk “Menata umat, merekat bangsa” di Gedung Nusantara IV DPR/MPR RI, pada Minggu, (29/1/2023). Nampak Ribuan kader Mathla’ul Anwar berkumpul di gedung rakyat itu.
Kegiatan silaturahmi akbar ini turut dihadiri Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Wakil Ketua MPR RI Yandri Susanto, Anggota DPR RI Desy Ratnasari,Anggota DPR RI Dapil Jakarta Timur Eko Hendro Purnomo, dan Pj Gubernur Banten Al Muktabar.
Ketua Umum PB Mathla’ul Anwar, KH Embay Mulya Syarief dalam sambutannya mengatakan, Mathla’ul Anwar didirikan sejak tahun 1916. Menurutnya, usianya sudah cukup tua, bahkan lebih tua dari Nahdlatul Ulama (NU)
Bahkan kata Embay, salah satu pendiri Mathla’ul Anwar, KH Mas Abdurrahman, turut ikut mendirikan NU. Embay menyebut, peran dan jasa KH Mas Abdurrahman terhadap negara ini sangatlah besar.
“Untuk itu kita upayakan agar mendapatkan penghargaan sebagai Pahlawan Nasional dari Presiden RI,” ujar Embay.
Tokoh pendiri Matla’ul Anwar tersebut dianggap berperan sebagai tokoh pendidikan yang turut memberikan sumbangsih terhadap upaya kemerdekaan Republik Indonesia.
“Jasanya kepada negara sudah sangat luar biasa. Bergerak di bidang pendidikan, dakwah dan sosial, jauh sebelum Indoensia merdeka,” katanya.
Selanjutnya Embay juga menegaskan, peran Mathla’ul Anwar dalam membangun peradaban pendidikan juga turut besar. Bahkan membantu mencerdaskan anak bangsa.
Pihaknya berharap agar pendidikan swasta jangan dianak tirikan. Pemerintah juga diminta memperhatikan lembaga-lembaga pendidikan swasta.
Tak hanya itu, dalam kesempatan ini Embay menegaskan, jika jelang Pemilu 2024, Mathla’ul Anwar tidak berpolitik praktis. Kendati begitu, Mathla’ul Anwar membebaskan kepada warganya untuk memilih sipapun.
Dirinya meminta, agar Mathla’ul Anwar dapat menciptakan iklim politik yang teguh, sejuk dan nyaman. Sehingga kata dia, tercipta penyelenggaraan Pemilu yang damai. (*/Faqih)